KUNINGAN (Mass)- Menjelang puasa aksi copet di Kabupaten Kuningan semakin merajalela. Kasus terbaru adalah menimpa tiga orang penumpang perempuan yang menggunakan angkot 04 jurusan Cirendang-Pramuka, Kamis siang.
Ketiga penumpang itu terdiri seorang ibu, anaknya serta cucunya. Mereka bertiga naik angkot dari depan Pos Polisi Citamba.
Mereka nyaris menjadi korban pencopetan andai tidak berteriak. Pasalnya, pelaku yang berjumlah 3 orang sudah mempet korban. Satu pelaku pura-pura terjatuh untuk mengalihkan kosentrasi korban dan dua orang yang melakukan aksi.
“Ibu saya langsung teriak dan pelaku kaget dan menghentikan aksi. Kami bertiga langsung memutuskan untuk berhenti di Pasapen. Pada saat itu dompet sudak tidak ada,” ucap Wati (nama samaran) salah seorang warga perumahan elit di Kuningan kepada kuninganmass.com, Kamis (11/5/2017).
Melihat penumpang jadi korban aksi copet, sang sopir langsung menurunkan tiga penumpang yang diduga pelaku. Supir dibantu satu orang penumpang laki-laki memeriksa tas ketiga orang dan ternyata tidak ada.
Namun ketika memeriksa di bawah kursi penumpang, dompet ternyata ada. Diduga oleh pelaku belum dimasukan ke tas karena korban keburu teriak.
“Bukan masalah besar kecilnya uang tapi bagi kami kaum perempuan adalah masalah traumanya yang sulit hilang. Ponakan saya yang kecil sampai saat ini ketakutan dan saya serta ibu mengalami hal yang sama,” ucap Wati yang meminta identitas nama dan alamat tidak disebutkan karena takut pelaku mengejar ke rumah.
Ia mengaku, sering naik angkot namun baru kali ini menjadi korban aksi copet. Pada saat naik memang penumpang cuma ada satu. Ketika ia dan ibu serta ponakan naik maka didalam angkot menjadi lima orang berserta supir.
Sesampainya di Jalan Otista atau sebelum SMPN 2 Kuningan naik seorang penumpang berbadan ceking dan berkulit hitam. Lalu, naik penumpang dari depan SMPN 2 yang kemungkinan guru sekolah tersebut.
Setelah itu naik dua orang penumpang yang jaraknya tidak berjauhan dari SMPN 2 Kuningan. Posisi pemuda ceking memepet Wati. Sedangkan dua orang juga ikut mepet dan mereka berbadan besar.
“Tiba yang berbadan ceking tiba-tiba menjatuhkan diri. Sedangkan dua orang berbadan besar pura menolong, padahal mereka menjalankan aksi. Dan terbukti dompet saya hilang. Melihat kejadian itu ibu saya langsung teriak,” ucap wati yang menyebutkan kaca angkot sedikit gelap.
Atas kejadian ini Wati mengaku, trauma dan ternyata di Kuningan rawan copet. Pihaknya berharap pihak polisi dan juga Dishub bisa memberikan nyaman kepada penumpang, caranya dengan menangkap pelaku.
Bagi supir angkot, Wati meminta jangan takut oleh copet. Kalau mereka mencegat angkot jangan dinaikan. (agus)