KUNINGAN (MASS) – Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM STKIP) Muhammadiyah Kuningan melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan, Jumat (16/9/2022).
“Kali ini kami mempertanyakan kepada eksekutif yang mengeksekusi langsung kebijakan,” jelas Presiden Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Handika Rahmat Utama ketika orasi.
Mereka mempertanyakan ucapan Bupati Kuningan Acep Purnama yang menolak kenaikan harga BBM saat unjuk rasa yang dilakukan OKP Cipayung Plus pada 9 September kemarin.
Baca: https://kuninganmass.com/acep-pdip-menolak-kenaikan-harga-bbm/
“Bupati Kuningan menyatakan menolak, tapi apa solusi yang diberikan? Apakah ada dampak?” tanya Handika.
Meskipun saat ini sudah disalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM. Handika skeptis, apa yang menjamin bantuan tersebut tepat sasaran dan tidak dikorupsi.
Mahasiswa menuntut kepada Bupati Kuningan untuk membuat surat resmi kepada pemerintah provinsi Jawa Barat, yang nantinya akan disampaikan kepada Presiden. Suratnya berisi bahwa masyarakat Kuningan menolak kenaikan BBM.
“Kami sadar Bupati tidak serta merta bisa menurunkan harga BBM. Maka, kami meminta Bupati untuk menulis surat,” kata Handika.
Peserta aksi membentangkan spanduk bertuliskan, BBM Harus Turun atau Presiden yang Turun, Hati Nurani Perlu Diedotensei #NKRIHargaNaik, Jangan Cuma Nolak Tapi Gak Berdampak. (asep/mgg)