Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Education

Surat ‘Cinta’ Dari Ketua BEM, Untuk Ketua DPRD

KUNINGAN (MASS) – Ketua BEM Uniku Ujang Taufikurrohman menulis sebuah surat terbuka untuk DPRD Kabupaten Kuningan.

Surat terbuka yang berjudul ‘Dear DPRD : Pandemi Untuk Berbagi Bukan Untuk Menciderai’ itu, merupakan respon dari hebohnya pemberitaan media terkait ketua dewan, Nuzul Rachdy.

“Wihh ada nih pemangku kebijakan dari bapak terhormat selaku ketua DPRD Kabupaten Kuningan yang masuk media, tapi hhmmm sontak terkejutt dan mengagetkan sekalinya hadir ditengah masyarakat semuanya tampak mengecewakan,” tulisnya beberapa waktu lalu.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sebelum kalimat tersebut, Ujang menyebut perkataan tidak beradab serta harapan penanggulangan covid.

“Hari ini saya menulis untuk mencurahkan bagaimana perilaku pemangku kebijakan di komandoi oleh ketua DPRD yang nampak tidak beradab,” ujarnya.

Sesuai bukti yang telah menjadi konsumsi publik, banyak media sudah membicarakan soal ini, video pun sudah beredar dimana-mana tentang perkataan Nuzul Rachdy S E terhadap pondok pesantren Husnul Khotimah yang katanya -Jangan Sampe Husnul ini membawa limbah-, sangat disayangkan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ujang menyebut, menyebut saat ini, terjadi keresahan, kegaduhan dan luapan emosional, yang merupakan reaksi masyarakat terhadap perilaku DPRD, yang disebut Ujang, katanya wakil rakyat.

Diterangkan, kelakuan pemimpin rakyat saja kaya begitu yang harusnya menjadi panutan, contoh, pionir bagi masyarakat seluruh kalangan.

“Coba aja kalo masyarakat yang melakukan itu, gatau tuh nasibnya kaya begimana dah diluar nalar,” sebutnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.


Sindiran berupa satir dan diselingi kalimat-kalimat informal itu, ditulis Ujang dengan lugas. Bahasa Ujang yang ditulis ‘mesra’ itu, seolah menjadi surat ‘cinta’ untuk ketua DPRD Kabupaten Kuningan.

“Setelah melakukan kesalahan, tidak ada salahnya untuk meminta maaf dengan hadir dilingkungan yang pernah ia ciderai hatinya, bukan mengundang petinggi ponpes untuk hadir di DPRD. Syukur-syukur selipkan pak bantuan dampak pandemi, ada anggarannya kan? hehe,” sindirnya.

Ujang, dalam tulisan yang sama mempertanyakan adab Zul, yang melakukan mklarifikasi di media mainstream saja, tidak satang ke pondok.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Owh semudah itu ferguso ? dimana adabnya ? yang dihadapi adalah santri, kiai, panutan. Bukan tikus berdasi kawan. Tapi tak mengapa, (mungkin) inilah cerminan pribadi beliau yang duduk dikursi panas yang hoby berdiskusi. Biar public menilai,” jelasnya lagi.

Ketua BEM itu menyebut, pandemi saat ini bukan sarana untuk menciderai, tapi untuk berbagi.

Pejabat public, harus berbicara sesuai data dan fakta apalagi dihadapan media. DPRD wakil rakyat untuk mengayomi bukan untuk menimbulkan kegaduhan agar terjadinya perpecahan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dengan tulisan ini, ia berharap kawan-kawan pergerakan BEM kuningan, organisasi masyarakat atau lembaga control social.

Terus memberikan pengawasan dan kritik membangun untuk pemerintah.

“Begitupun pemerintah tidak hanya diam dan tidak melakukan apa-apa terhadap kritik yang hadir,” pesannya di bagian akhir-akhir tulisan. (eki)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Education

KUNINGAN (MASS) – Ketua BEM Uniku Ujang Taufikurrohman menulis sebuah surat terbuka untuk DPRD Kabupaten Kuningan. Surat terbuka yang berjudul ‘Dear DPRD : Pandemi...

Advertisement