Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Social Culture

Gunung Saeti Menyimpan Sejarah Para Kesatria

KUNINGAN (MASS) – Gunung Saeti yang merupakan sebuah bukit perbatasan antara Desa Ciasih dan Desa Cikadu Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan, rupanya menyimpan sejarah para kesatria. Bahkan konon katanya, di bukit tersebut dijadikan tempat ujian untuk para kesatria.

Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Kuningan berdiri sekitar 775 M, masyarakat pada umumnya masih mengenal keyakinan Hindu yang keilmuan dan kedigjayaan merupakan faktor utamanya. Sehingga siapa yang terkuat dan terhebat maka dialah yang berhak menyandang gelar sebagai pimpinan.

Hal ini, terjadi pula di suatu daerah di wilayah kekuasaan Kerajaan Kuningan yang digunakan sebagai pusat perkumpulan para kesatria untuk merumuskan rencana ke depan dan menyelesaikan berbagai permasalahan, sekaligus alat ukur atau uji coba para jagoan. Wilayah itu adalah Bukit Saeti.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menurut Kepala Desa Ciasih Suherman, asal bukit tersebut dibuat oleh para kesatria, yang berarti mengandung arti hati yang baik, bersih atau dalam bahasa Sunda “Sae Ati / Sae Hate” yang akhirnya menjadi “Sahate” atau “Satujuan”.

“Maknanya, bahwa dalam merumuskan suatu tujuan dan menyelesaikan segala permasalahan harus didasari oleh hati yang suci, sehingga tujuan dan cita-cita yang dirumuskan dapat dilaksanakan bersama dengan penuh tanggungjawab,” ujarnya.

Ia pun menyebutkan para tokoh utama yang yang berperan di sana, yakni diantaranya Eyang Sari, Eyang Kancana, Eyang Tenjo Lautan (Eyang Tambak Banyu dalam sejarah Desa Darma), Eyang Cakra Buana dan Eyang Tuan Karsih.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Nah Eyang Tuan Karsih merupakan salah satu tokoh diantaranya yang menjadi sesepuh atau yang menguasai wilayah yang sekarang diberi nama Cipulus, Cikadu Kertawirama dan sekitarnya, juga sebagai sesepuh utama atau yang dituakan serta yang membuka “Ngababakan” di Cipulus di wilayah kekuasaan Haurkuning,” tambahnya.

Sementara itu, konon diceritakan Eyang Tuan Karsih adalah seorang juru penulis dan perbendaharaan, sehingga data para kesatria, para jagoan, data senjata pusaka dan peraturan-peraturan kesepakatan atau sekarang disebut undang-undang lainnya sebagian ada di eyang tersebut. (argi)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Headline

KUNINGAN (MASS) – Sebuah mobil box masuk jurang di Desa Kertawirama Kecamatan Nusaheran. Mobil terperosok Kamis dini hari. Hingga jam 14.30 EIB mobil box...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan Hj Ika Acep Purnama didampingi Wakil Ketua TP PKK Hj Yuana Ridho Suganda Selasa (15/10/2019) ...

Government

KUNINGAN (MASS) – Dalam rangka Verifikasi Program Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) 2019 Tingkat Jawa Barat, Wakil Bupati Kuningan M...

Government

KUNINA (MASS) – Wakil Bupati Kuningan M. Ridho Suganda menyambut baik peserta Really Scooter ke-1 Tahun 2019 di Obyek Wisata Situ Wulukut Desa Kertayuga,...

Social Culture

KUNINGAN (MASS) – Sebuah peninggalan  yang bernilai sejarah ratusan tahun ini dimiliki oleh Desa Cikadu Kecamatan Nusaherang.  Peninggalan itu adalah carangka sebuah wadah rumput...

Incident

KUNINGAN (MASS)- Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian dengan menggunakan sidik jari, akhirnya mayat laki-laki yang ditemukan  di saluran air blok sawah pada Bungur Dusun...

Government

KUNINGAN (MASS) – Kaum muda Kuningan tentunya wajib mengetahui sejarah yang terdapat di Kabupaten Kuningan. Hal itu agar mengetahui bagaimana sejarah masa lampu Kuningan....

Advertisement