KUNINGAN (MASS)- Suatu hari, Rasulullah SAW duduk bersama para sahabat. Disitu beliau bercerita tentang hari kiamat dan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Semua sahabat terpaku dan bahkan banyak yang menangis ketika membayangkan betapa mengerikannya hari tersebut. Tiba-tiba dari orang yang hadir di situ ada yang bertanya dan berkata “Ya Rasulallah, kapan hari kiamat itu akan tiba?
“ Rasulullah saw dan semua sahabat menoleh kepada orang yang bertanya dengan takjub. Rupanya orang yang bertanya tersebut adalah seorang pegunungan Arab badui yang polos. Mendengar pertanyaan tersebut,
Rasulullah pun bertanya: “ Memangnya kamu punya persiapan apa untuk menghadapi hari kiamat? ” Orang Badui itu pun terkejut dengan pertanyaan balik dari Rasulullah. Dia pun bingung akan menjawab apa, karena dia tidak punya amalan-amalan yang banyak seperti para sahabat yang lainnya.
Lalu dia pun menjawab : “ Ya Rasulallah, sungguh aku tidak punya persiapan apa-apa kecuali kecintaanku kepada Allah dan kepadamu Ya Rasulallah ”
. Mendengar jawaban tesebut Rasulullah pun tersenyum, lalu bersabda : “anta ma’a man ahbabta..” ( Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai ).
Sungguh, apa yang dikatakan Rasulullah adalah hal yang sangat membahagiakan bagi kita umat Nabi Muhammad SAW, karena dengan modal cinta kita akan bisa berkumpul bersama beliau.
Lalu, apa hubungan hadist diatas dengan Tahun Baru Masehi yang akan kita hadapi ini? Sebelum kita memasuki kepada pembahasan, sungguh sangat penting bagi kita untuk mengingat firman Alloh SWT : Wa lan tardho ‘ankal yahudu wa lan nashoro hatta tattabi’a millatahum.. ” Sungguh orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridho kepadamu wahai kaum muslimin sampai kamu mengikuti agama mereka “ (Al-Baqarah : 2 Ayat 120).
Ini adalah firman Allah SWT Yang Maha Tahu tentang keadaan hamba-hamba-Nya. Jadi saat ini kalau kita lihat, banyak sudah dari kaum muslimin yang tanpa mereka sadari telah mengikuti ajaran dan cara hidup orang-orang kafir. Salah satunya contohnya adalah Perayaan Tahun Baru Masehi.
Saat ini kalau kita bertanya kepada setiap orang : “ Siapakah yang paling meramaikan tahun baru masehi? Apakah orang Nasrani, yang tahun baru tersebut merupakan hari raya mereka? Ataukah kaum muslimin, yang sebenarnya tidak punya sangkut paut apapun pada acara tersebut?”
Dan jawabannya adalah : “ Kaum muslimin yang paling banyak berperan pada acara tersebut ”. Artinya : Orang-orang kafir telah berhasil memasukkan budaya dan faham mereka kepada kaum muslimin dan hal itu tanpa disadari oleh kaum muslimin. Dan akibatnya adalah semakin jauhnya kaum muslimin dari agama mereka.
Pada setiap malam Tahun Baru Masehi, kita bisa melihat banyak kaum muslimin dari semua kalangan tua dan muda ikut berpartisipasi dalam meramaikan berbagai kemaksiatan yang terjadi di malam itu dari berdesakannya kaum laki laki dan perempuan yang kadang dibarengi dengan minuman keras. Dan tidak jarang diwarnai dengan bentrok di antara mereka.
Sungguh, ini adalah musibah yang sangat menyedihkan bagi kaum muslimin karena saat ini kecintaan umat sudah banyak berubah, kecintaan dan kekaguman mereka mulai berubah.
Banyak anak-anak muslim yang lebih gandrung dengan cara dan budaya orang-orang kafir. Mereka tenggelam dalam lautan kelalaian, sehingga mereka pun tidak menyadari dan merasakan makna hadits “ Engkau akan dikumpulkan bersama orang yang engkau cintai ” Jika demikian, artinya ummat terpuruk.
Sungguh sangat dikhawatirkan kelak kita tidak bisa berkumpul dengan Rasulullah SAW di saat kita lebih cinta kepada tradisi yang bertentangan dengan syariat Rasulullah. Nabi SAW pernah bersabda: “ Man tasyabbaha biqoumin fa huwa minhum…” (Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia akan masuk ke dalam golongan mereka ).
Artinya, di saat kita cinta dan bangga kepada Rasulullah SAW, dan berusaha untuk membela dan mengkutinya, maka dijanjikan oleh Rasulullah SAW kelak kita akan menjadi orang yang berkumpul bersama rombongannya Rasul SAW.
Akan tetapi di saat kita selalu mengikuti tradisi orang-orang kafir, berbangga gaya hidup mereka, maka tanpa kita sadari kita sudah masuk ke dalam golongan mereka dan masuk ke wilayah kemurkaan Allah SWT.
Pantaskah sebagai bahan renungan ketika kita mengaku sebagai seorang muslim akan tetapi tradisi yang kita banggakan adalah tradisi orang kafir?
Pantaskan ketika kita mengaku sebagai seorang muslim umat Nabi Muhammad SAW kita masih mengidola kepada musuh-musuh Nabi Muhammad SAW?
Pernahkan kita bercita-cita agar kita bisa hidup mulia di dunia dengan membela agama Rasulullah SAW dan agar kelak bisa berkumpul bersama Rasulullah?
Tidak malukah kita dengan para sahabat, yang masih saja menangis ketika diceritakan tentang hari kiamat, padahal amal meraka sudah sangat banyak. Apakah kita sudah lupa, bahwa ketika tahun semakin bertambah maka umur kita semakin berkurang?
Akankah kita akan terus berbuat dosa dengan budaya tahun baru nasehi yang selalu identik dengan huru-hara dan kemaksiatan?
Wallohu a’lam bis showab…****
Penulis : Asep Kamaludin