KUNINGAN (MASS) – Terdapat dua mainstream dalam dunia fisika, yakni fisika klasik dan fisika kuantum. Fisika klasik (Newtonian) memulai observasinya dari benda solid yang bisa dilihat sehari-hari. Namun di akhir abad 19-seiring kemajuan teknologi, ketika para ilmuwan menginvestigasi benda-benda atom yang sangat kecil, terbukalah dunia baru yang dikenal sebagai mekanika kuantum, fisika kuantum atau teori kuantum.
Pakar kuantum meneliti apa sebenarnya yang terjadi ketika sebuah benda dibelah terus-menerus hingga ke tingkat materi yang sangat kecil, dan materi terkecil itu dibelah lagi dengan alat pemecah atom particle accelerator sampai tak terlihat hingga berubah menjadi energi yang terhalus, dan energi terhalus itupun diusahakan dibelah lagi hingga akhirnya seolah-olah lenyap menghilang. (Sentanu, 2007: 3-5).
Benda padat merupakan kumpulan dari molekul. Sementara molekul berasal dari atom dan semua partikelnya, dan partikel subatom yang sangat kecil berasal dari suatu energi alam vibrasi quanta. Benda padat, molekul, atom dan partikel adalah “benda yang bisa dilihat” sementara quanta di alam energi adalah “vibrasi kuantum yang tak terlihat.”
Andai saya ngelantur hal ilmiah tersebut di atas dibawa ke ranah MAHLUQ BERNAMA POLITIK (Bisa terlihat, bisa tidak terlihat) dan saya berpendapat (hanya berpendapat) bahwa Politik itu masuk Vibrasi kuantum yang TIDAK TERLIHAT, hanya kadarnya dibawah Ilmiah!
Silahkan anda pembaca berikan nama yang tepat untuk perkara yang nyata tetapi kadarnya dibawah Ilmiah. Silahkan dikaji, diawali dengan istilah umum definisi Ilmiah.
Baiklah, kembali fokus tidak nyeleneh, bahwa : Semua benda di sekitar kita jika diinvestigasi dari dekat-misal dengan mikroskop nuklir-maka tampak jelas bahwa mereka tidaklah padat sama sekali, melainkan berongga yang berisi getaran energi quanta yang bergerak sedemikian cepatnya sehingga terlihat padat oleh indra penglihatan kita dan terasa padat oleh indra peraba kita. Di level quanta semua benda sebenarnya menyatu dan tidak terpisah dan mempunyai hukum yang unik (Sentanu, 2007: 5-9), di antaranya:
Tingkah laku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran vibrasi dan sebaliknya bergantung pada “niat” penelitinya. Berlaku hukum ketidakpastian (uncertainty principle) atau kesaling tergantungan sehingga unsur terkecil dari semua benda sebenarnya ada disini dan dimana-mana sekaligus. Pada level yang semakin dalam, energi yang dikandungnya semakin besar, energi nuklir misalnya yang lebih halus, berjuta kali lebih powerfull dari energi kimia.
Memahami Konsepsi Quantum Ikhlas
Ketika manusia benar-benar ikhlas, saat itulah do’a atau niatnya melakukan kolaborasi dengan vibrasi energi quanta, sehingga melalui mekanisme kuantum yang tak terlihat, kekuatan Tuhanlah yang sebenarnya sedang bekerja. Inilah arti sebenarnya dari quantum ikhlas.
Ada beberapa item yang merupakan pondasi dari konsepsi kuantum ikhlas di antaranya:
The Universal Law of Attraction
Hukum tarik-menarik ini menyatakan: “Sesuatu akan menarik pada dirinya segala hal yang satu sifat dengannya.” Hal ini bisa diilustrasikan ketika kita memutar tuning radio ke 99.9 FM maka siaran radio 99.9 FM-lah yang akan terdengar. Hukum ini berlangsung secara otomatis. Ia tidak menanyakan apakah kita suka atau tidak, apakah kita setuju dengan efeknya atau tidak. Jadi mirip gravitasi, kalau kita melempar gelas, maka otomatis akan jatuh kebawah. Ingat, pikiran dan perasaan adalah benda kuantum yang dahsyat kekuatannya.
Apa yang ada di hati kita adalah sama dengan apa yang selalu kita pikirkan (fokuskan). Jadi ketika kita memikirkan sesuatu (positif atau negatif) terus-menerus, artinya kita sedang mengarahkan energi kesana. Oleh karena sifat pikiran yang luar biasa, energi tersebut mulai berkumpul untuk akhirnya mewujudkan (menarik) sesuatu yang sesuai dengan fokus pikiran tadi.
Jadi rumusnya: “kita dapat apa yang difokuskan, bukan yang dipikirkan”. Kebanyakan orang menyelingi berbagai kegiatannya dengan berbagai keluhan, tanpa menyadari bahwa yang ia lakukan sebenarnya sedang “fokus” pada apa yang dikeluhkan. Oleh karena sifat energi kuantum semesta memiliki “respon persetujuan otomatis”, maka yang akan terjadi adalah orang itu akan mendapatkan apa yang ia fokuskan (minta) yaitu hal-hal yang dikeluhkan. Jadi rahasianya sederhana: pikirkanlah hanya apa-apa yang diinginkan terjadi, bukan sebaliknya. Jika ingin kaya, fokus pada keberlimpahan, jika ingin sembuh, fokus pada kesehatan, jika ingin senang, fokus pada kebahagiaan. (Sentanu, 2007: 54-55).
Upgrade Hardware: Brain
Kuantum ikhlas membantu agar kita mudah bersikap ikhlas melalui proses rekondisi (upgrade) jaringan saraf dan hormonal langsung di pusat otak manusia, karena tanpa itu semua perubahan yang diusahakan hanya akan bersifat kosmetis dan sementara. Karena sebagaiman kita ketahui bahwa otak manusia karena dimakan usia dan pemakaian pasti akan downgrade.
Ada empat kategori gelombang otak (Sentanu, 2007: 71-73), yaitu:
Beta (14-100 Hz), dalam frekuensi ini seseorang dalam kondisi terjaga dan didominasi oleh logika, otak kiri aktif sehingga gelombangnya meninggi dan mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah dan stres.
Alfa (8-13,9 Hz), inilah tombol ikhlas. Orang rileks, melamun atau berkhayal, anak balita, tercover dalam gelombang ini, yang merupakan pintu masuk ke perasaan bawah sadar. Otak mengeluarkan hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan rasa nyaman, tenang dan bahagia dan berefek imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung stabil dan kapasitas indra meningkat.
Theta (4-7,9 Hz), pancaran ini menunjuk seseorang dalam kondisi mimpi, pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif, khusyuk, relaks yang dalam, ikhlas, pikiran hening, indera keenam atau intuisi muncul. Ini terjadi karena otak mengeluarkan hormon melatonin, catecholamine dan arginine vasopressin (avp).
Delta (0,1-3,9 Hz), memancar saat tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tak bisa merasakan badan, tidak sadar, tidak berpikir. Otak mengeluarkan Human Growth Hormone / hormon pertumbuhan yang bisa membawa awet muda.
Pikiran sadar diasosiasikan dengan gelombang Beta, bawah sadar dengan Alfa. Oleh karena itu, skill berikutnya yang perlu dikuasai adalah keterampilan memasuki bawah sadar untuk men-delete program pikiran atau kebiasaan negatif dan memberdayakan kekuatannya dengan meng-install ulang berbagai program pikiran baru yang lebih pas dan compatible dengan kebutuhan yang ingin dicapai.
Ada banyak cara untuk mengakses kekuatan hati melalui gelombang Alfa yang kesemuanya melalui panca indera. Melalui penciuman dengan aromaterapi, peraba dengan pemijatan, penglihatan dengan melihat keindahan dan sebagainya. Arbe Sentanu memberikan Alphamatic Brainwave ini dengan metode compact disc (CD) audio.
Upgrade Software: Fikiran
Menurut Sentanu, software manusia meliputi semua pikiran, perasaan dan berbagai pendapat, keyakinan serta prasangka tentang dirinya sendiri, orang lain, alam dan Tuhannya. Jika terdapat software yang baik terhadap itu semua maka kebaikan software itu akan tercermin dalam hidup orang bersangkutan. Pikiran tak hanya terkait dengan pembagian otak secara fungsional tetapi juga aspek kesadarannya. Umumnya manusia hanya memanfaatkan pikiran sadarnya yang merupakan 12 % dari keseluruhan kekuatan pikirannya, sedang yang 88 % merupakan kekuatan bawah sadar yang secara umum hanya muncul dalam bentuk “perasaan”-nya. Di perbatasan pikiran sadar dan bawah sadar ada filter yang disebut Reticular Activating System (RAS). (Sentanu, 2007: 87).
Pikiran bawah sadar inilah yang dimaksud ketika kita mengatakan seseorang menggunakan “hati”nya. Candace B. Pert, sebagaimana dikutip Sentanu dalam Molecules of Emotion, menjelaskan bahwa aktivitas perasaan bawah sadar (subconscious mind) bukan saja terjadi di otak melainkan di seluruh sel tubuh manusia. Dengan kata lain, ketika kita menggunakan perasaan, kita sedang memanfaatkan seluruh potensi kecerdasan di tubuh kita. Pikiran bawah sadar juga menyimpan hal-hal berikut (Sentanu, 2007: 90):
Memory, yaitu ingatan dari kecil sampai sekarang.
Self image, yaitu citra diri kita.
Personality, yaitu kepribadian kita.
Habits, yaitu kebiasaan yang kita miliki.
Bawah sadar yang pasif hanya akan menampung rekaman memori, kebiasaan, nilai sosial dan doktrin yang terakumulasi sejak kecil tanpa pernah memeriksanya apakah hal tersebut benar atau salah. Jadi misal, ketika masih kecil apabila kita biasa ditakut-takuti tentang hantu dikegelapan, secara otomatis akan tersimpan di bawah sadar, sehingga sampai dewasa pun kita akan takut pada kegelapan.
Riset menyebutkan manusia memiliki 60.000 pikiran setiap hari. Bisa dibayangkan betapa sulit dan mustahilnya membuat semua pikiran itu positif. Melatih pikiran positif adalah dengan memfokuskan pada perasaan yang ditimbulkan oleh pikiran itu, bukan memaksakan diri untuk berpikiran positif.
Misal, jika ada masalah keuangan, maka tulislah: “saya punya masalah keuangan”, kemudian tuliskan kalimat yang menggambarkan perasaan anda:
Saya tidak pernah cukup uang (sama).
Saya ingin punya banyak uang (sama).
Seharusnya saya tidak membeli sepatu kemarin (lebih parah).
Saya menabung, tetapi selalu ada kebutuhan mendadak (lebih parah).
Minggu depan saya akan gajian lagi (lebih baik).
Saya pernah mengalami masalah seperti ini tetapi beres terus (lebih baik).
Jadi apa manfaatnya bagi masalah keuangan kita. Jawabannya adalah masalah keuangan itu ada karena pikiran tentang kekurangan uang terlalu mendominasi perasaan sebelumnya. Ingat pikiran dan perasaan merupakan benda elektromagnetik yang bersifat menarik semua hal yang sesuai dengan getarannya. Perasaan itulah yang menarik semua orang, masalah dan kejadian itu hadir dan mengakibatkan uang itu selalu habis dan tidak pernah cukup. Semua dimulai dari perasaan kurang di hati. Kita sebaiknya cari perasaan dibalik pikiran-pikiran itu, sehingga kita bisa mengenali pikiran-pikiran mana yang sebaiknya kita “pelihara” agar perasaan kita selalu “enak” di dalam zona ikhlas.
The Power of Positive Feeling
Seperti sebuah film yang keluar dari cahaya mesin di ruang proyektor. Hidup adalah cahaya yang keluar dari proyektor di ruang hati kita. Namun realitasnya lebih mudah dan logis untuk mengeluh dan menyalahkan orang atas semua hal buruk yang terjadi ketimbang bertanggung jawab terhadap hidup kita. Untuk itu, idealnya semua proses perubahan harus dimulai dengan positive feeling di depan dan positive thinking mengiring di belakangnya.
Untuk menjadi sukses atau kaya, misalnya harus diciptakan pikiran yang membuat “merasa” kaya. Kalimat “saya ingin kaya” dirubah menjadi “saya sudah merasa kaya” (dengan semua yang saya punya). Selama perasaan di hati ikhlas-rela, tenang, enak dan nyaman-maka hidup akan terasa rela, tenang, enak dan nyaman. Dengan positive feeling seperti itu sukses hanya tinggal masalah waktu, karena ketika ikhlas, alam vibrasi melalui mekanika kuantum akan berkolaborasi membantu mewujudkan niat-niat. Karena itu keterampilan mempositifkan perasaan sangat penting dalam menjamin keberhasilan hidup. (Sentanu, 2007: 132).
Goal Praying
Menurut Sentanu, do’a secara ilmu bahasa adalah kata benda. Artinya, bahan pembuat do’a adalah benda, yaitu gelombang energi quanta yang disebut pikiran dan perasaan. Karenanya do’a sebagai salah satu benda yang tidak tampak pada intinya juga merupakan gelombang atau vibrasi. Tuhan menjanjikan bahwa setiap do’a akan selalu dikabulkan. Lihat al-Mukmin ayat 60: berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu. (Sentanu, 2007: 157).
Oleh karena do’a terbuat dari pikiran, sementara kita berpikir (baik atau buruk) setiap saat, sesungguhnya kita berarti berdo’a setiap saat dan selama ini sebenarnya do’a kita sudah dikabulkan. Wujudnya adalah hidup kita, bagaimana realitas hidup kita selama ini sebenarnya adalah refleksi dari do’a kita. Kalau “do’a” kita baik, kita akan mendapatkan yang baik. Sebaliknya, kalau “do’a” kita tidak baik, itu pula yang akan kita peroleh.
Sentanu memberikan tips dalam menyusun Goal Praying (Sentanu, 2007: 167) :
Alphamatic
Menciptakan suasana khidmat bahwa masalah adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang ingin menjadikan orang lebih baik. (Tetapi pendapat saya, KITA dan NKRI, orang dan Republik Indonesia yang lebih baik, Aman, damai, gemah ripah lohjinawi, dirasakan, dinikmati bersama rakyat Indobesia) In Shaa Allah……..Subhannallah”
Afirmasi
Menetapkan keinginan dengan menulis: “saya merasa bahagia karena….(isi dengan keinginan).
Hindari kalimat “akan” atau “nanti”.
Visualisasi
Gambarkan secara holografis ketika niat mewujud menjadi kenyataan.
Syukur
Pandangi gambaran yang sudah terwujud dengan penuh rasa syukur seakan-akan sudah menjadi kenyataan bahwa : Wujud kongkrit pelaksanaan nilai luhur Ketuhanan yang Maha Esa – Kemanusiaan yang *Adil dan Beradab- Persatuan Indonesia – Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan – untuk menuju kebutuhan *Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sekali lagi, menjadi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia………………. “.
Hadanallahu Waiyyakum Ajma’in
Penulis: Awang Dadang Hermawan
Pemerhati Intelijen, Sosial Politik dan SARA