KUNINGAN (MASS) -Pondok Pesantren Kulliyatul Mu’allimin Al Mutawally yang terletak di Desa Bojong Kecamatan Cilimus menyelenggarakan acara mobilisasi gerakan Santri Sehat dan Edukasi pencegahan Tuberkulosis dalam rangka mewujudkan pesantren sehat.
Kegiatan ini bekerja sama antara Pesantren Al Mutawally dengan lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dilaksanakan baru-baru ini (10/11/2018). Tak kurang dari 360 orang mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan ini merupakan wujud implementasi intruksi presiden (Inpres) RI No. 1 tahun 2017 tentang gerakan masyarakat (germas) hidup sehat kepada seluruh elemen masyarakat baik secara keluarga, komunitas, masyarakat, tak terkecuali di pesantren.
Adapun kegiatan mobilisasi santri sehat ini dikemas menjadi tiga kegiatan. Pertama seminar yang diisi langsung oleh Dr Eva Maya dari Dinas Kesehatan Kuningan, cek kesehata gratis dari Puskesmas Kecamatan Cilimus dan Donor danar dari PMI Kabupaten Kuningan.
Hj. Aan Nurul Jannah, M.Pd.I Mengatakan dalam sambutannya, bahwa santri harus bisa menjaga kebersihan, baik badan maupun lingkungan pesantren.
“Santri zaman now harus menjaga kebersihan badan maupun kebersihan di lingkungan pesantren,” seru Wadir 1 yang merupakan Kepala sekolah MTs Al Mutawally.
Ust Rudi Haryanto, S.Pd.I didampingi oleh Ust Muhamad Khirudin, S.Sos dan Rega Nugraha sebagai kader Germas Jawa Barat mengatakan, jika santri jaman now belum bisa dikatakan sebagai santri bila belum terkena penyakit budug (skabies).
“Belum sah dikatakan santri namun era sekarang harusnya tidak muncul lagi asumsi seperti itu,” imbuhnya.
Ia menambahkan Jika desain program LKNU di tahun 2018 ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu dengan menambahkan edukasi TBC atau Tuberkulosis.
“Bahwa TBC ini merupakan penyakit menular langsung dari manusia ke manusia disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis,” papar Ust. Rudi Haryanto, S.Pd.I.
Dalam pelaksanaannya kegiatan ini dihadiri oleh Mentri Kesehatan RI yang di wakili oleh Ir. Dina Agoes Soelistijani. M.Kes dan LK PBNU yang diwakili oleh Sofinniyah Ghufron M.Si yang bertugas untuk melakukan evalusi program germas.
Diakhir, Dr KH Didin Nurul Rosidin. MA Sebagai Direktur KMA sekaligus Ketua Yayasan berpesan supaya santri mau memperhatikan lagi aspek Thaharah (bersuci) dan juga nadhafah (kebersihan).
“Harapannya jika santri milenial sekarang sehat, maka Indonesia sehat dan pemuda sekarang mampu menjadi pemimpin masa depan bangsa,” pesannya. (deden/rl)
