KUNINGAN (MASS) – Ketua PC PMII Kabupaten Kuningan, Fauzan Azhim, menyatakan keprihatinannya atas tercederainya demokrasi. Hal itu disampaikannya terkait kasus-kasus penembakan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara, ketika menyuarakan aspirasinya.
“Seharusnya tidak ada korban dalam penyampaian aspirasi. Demokrasi kita tercederai,” ujarnya kepada kuninganmass.com Selasa (1/10/2019).
Fauzan berujar, seharusnya tidak boleh ada yang mempermasalahkan jika ada beberapa perbedaan pandangan. Karena sejatinya, demokrasi adalah menerima perbedaan-perbedaan pandangan.
“Nyawa terlalu mahal untuk membayar semua ini. Tentu kami berduka cita dan menuntut agar dalang yang menyebabkan kematian sahabat kami, bisa terungkap dan tertangkap,” tandasnya.
Dalam paparannya, tidak peduli siapapun dalangnya, Fauzan meminta untuk mengusut tuntas. Bahkan jika ternyata penembakan tersebut dilakukan oleh aparat, atau provokator lainnya, tetap harus ditindak tegas.
“Ibarat tubuh, satu cedera, yang lain ikut merasakan. Makanya tentu, kita juga akan ikut kawal agar pelaku bisa tertangkap,” pungkasnya. (eki/trainee)