KUNINGAN (MASS) – Dalam momen peringatan hari sumpah pemuda, IPPMK bersinergi dengan Keluarga Mahasiswa Kuningan Universitas Indonesia (Kemuning UI) membuat ruang diskusi kolektif untuk membahas nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam semangat sumpah pemuda, Minggu (27/10/2024).
Ruang diskusi ini biasa disebut Kasreng (Kajian Sore Mentereng) yang kali ini mengangkat tema “Merawat Persatuan, Membangun Peradaban”. Diskusi digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Kegiatan sendiri menghadirkan Wildan Nurmujaddid Erfan sebagai narasumber. Diskusi dihadiri tidak hanya oleh anggota IPPMK namun juga tentunya dari anggota Kemuning UI sebagai kolaborator pada kegiatan ini.
Dalam diskusi itu, diulas sejarah sumpah pemuda tentunya tidak dapat lepas dari pemuda-pemuda yang berasal pada berbagai daerah saat itu. Para pemuda yang tergabung dalam Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) itu mengadakan sebuah kongres yang pada akhirnya merumuskan ikrar yang berisi pernyataan kebangsaan pemuda pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang daerah, suku, dan agama, menyatukan keyakinan mereka bahwa tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan: ialah Indonesia.
Wildan selaku narasumber menuturkan bahwa sumpah pemuda berangkat dari diskusi-diskusi pemuda dari berbagai daerah yang memiliki satu tujuan konkrit yang sama, tujuan pada saat itu tentunya adalah kemerdekaan Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, para pemuda merasa bahwa itu semua dapat tercapai jika adanya persatuan dari bangsa Indonesia.
“Jika merefleksikan sumpah pemuda dengan kondisi sekarang, sumpah pemuda masih memiliki semangat yang sama, nilai sumpah pemuda masih ada didalam diri pemuda zaman sekarang. Semangat itu dapat berupa perkumpulan-perkumpulan mahasiswa yang dengan masifnya melakukan diskusi, tukar pikiran, mencari solusi untuk setiap masalah yang ada pada daerahnya,” ujarnya.
Semangat sumpah pemuda, lanjutnya, dapat tercermin dari kepedulian mahasiswa perantau pada daerahnya. Mahasiswa tersebut merantau jauh dari daerah asalnya, namun mereka tetap melihat dan memantau apa saja yang sedang terjadi pada daerahnya.
“Ketika masih banyak permasalahan yang belum ada solusi, semangat pemuda untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut dan menciptakan sesuatu bagi daerahnya merupakan implementasi dari nilai Sumpah Pemuda,” tuturnya.
Kang Wildan juga sempat menyinggung perihal perkumpulan dan organisasi mahasiswa yang tentunya memiliki nilai pragmatis dan idealisnya masing-masing. Tidak ada salahnya ketika sebuah organisasi memiliki sisi pragmatis dalam setiap gerakan yang dilakukannya.
Namun tentunya hal tersebut harus diimbangi juga dengan nilai idealis sebagai wujud dari kebermanfaatan organisasi tersebut bagi daerah dan sekitarnya. Kepentingan pragmatis dan idealis tersebut harus seimbang, sehingga nilai perjuangan dan kemanfaatan organisasi tersebut tidak hilang.
Sebagai organisasi kedaerahan, sudah seharusnya IPPMK berusaha untuk mewadahi berbagai aspirasi dan pemikiran dari anggota-anggotanya untuk daerah asalnya, yaitu Kuningan.
“Mahasiswa sebagai pemuda tentunya memiliki pengaruh yang besar bagi keberlanjutan Bangsa Indonesia Kedepannya. Mahasiswa perlu tahu bagaimana caranya untuk berkontribusi langsung untuk menangani setiap permasalahan yang ada, bukan hanya sampai diskusi saja, namun ada gerakan yang dilakukannya,” pesannya.
Diskusi ini dianhhap memberikan sudut pandang serta wawasan baru tentang arti dari semangat dan nilai sumpah pemuda yang perlu dipertahankan di zaman sekarang. Diharapkan, dengan adanya ruang diskusi kolektif ini para pemuda selalu dapat memberikan kontribusi melalui ide dan gagasan bagi daerah asalnya. (eki)