KUNINGAN (MASS) – Sampai Minggu (17/2/2019) sore, H Acep Purnama mengaku belum tahu siapa orang yang merekam pidatonya. Namun ia sempat memperkirakan orang yang berada pada deretan kursi depan.
“Kalau dilihat videonya gak terhalang, jadi kayanya duduk di depan. Ada beberapa wanita. Tapi bagi saya gak dipersoalkan. Positif thinking saja,” ucapnya kala jumpa pers di Pendopo.
Positif thinking yang Acep maksudkan, awalnya mungkin orang yang mengunggah di medsos berniat baik, merasa bangga dan ingin menginformasikannya ke masyarakat. Namun ternyata ada pihak lain yang memandang bahwa pada tayangan video tersebut memiliki titik kelemahan.
“Kan cuma penggalan pidato. Jadi mungkin karena merasa ada titik kelemahan, maka diviralkan oleh pihak lain. Jadi bukan pengkhianatan,” duga Acep.
Ia menegaskan, acara TAR (Tim Akar Rumput) tersebut merupakan acara internal relawan Paslon Jokowi-Ma’ruf. Sehingga menurutnya wajar apabila dalam sambutan menyinggung soal kebijakan pengalokasian dana untuk desa di era Presiden Jokowi.
“Sebagai motivasi bahwa pada saat terjadi guncangan ekonomi di dunia, justru desa-desa tidak terkena,” tuturnya.
Dalam acara itu, Acep mengaku berkapasitas sebagai kader PDIP. Sama halnya dengan M Ridho Suganda yang juga ikut hadir. Hanya saja dia mengakui jabatannya sebagai bupati itu melekat.
Di video, memang Acep menyebutkan ‘saya sebagai bupati’. Namun video tersebut hanya cuplikan sehingga sebetulnya terdapat lanjutan pernyataan.
“Kalau tidak salah, saya mengatakan, saya sebagai bupati akan berterima kasih atas kebijakan-kebijakan selama ini. Kami terilhami oleh kebijakan pak Jokowi yang membangun dari pinggiran. Visi kami pun waktu pencalonan ‘berbasis desa’. Pengertian pinggiran disitu adalah desa,” paparnya.
Karena tidak mau mempersoalkan, Acep tidak akan menempuh jalur hukum terhadap siapa yang merekam atau memviralkan video tersebut. Ia lebih memilih untuk berhusnuzon terhadap pelaku yang awalnya berniat baik.
“Engga ada pengkhianatan internal. Niat awalnya baik, tapi mungkin ditangkap oleh orang yang berbeda yang dianggap ada titik kelemahan. Setelah acara kita makan bersama, guyon, gak ada apa-apa. Tapi ke depan insya Allah saya akan lebih berhati-hati,” kata Acep. (deden)