KUNINGAN (MASS) -Sejatinya, Hari Raya Umat Kristiani Natal selalu dirayakan setiap tanggal 25 Desember. Namun Badan Musyawarah Antar Gereja Kabupaten Kuningan (Bamag) sebagai badan yang membimbing dan membina kegiatan keagamaan Warga Binaan Lapas Kuningan yang beragama Kristen menggelar Perayaan Hari Raya Natal Tahun 2018 pada Selasa ( 11/12/2018).
Perayan menggambil Judul Aksi Kebersamaan Menjelang Natal Tahun 2018 dengan tema Kasih yang Mempersatukan Yesaya 7 : 14.
Perayaan Natal yang dilaksanakan lebih awal merupakan hasi dari koordinasi Pihak Bamag dan Lapas Kuningan Kerja Cerdas (laku keras), karena Bamag mempunyai agenda kegiatan Natal lain diluar yang tidak dapat diubah waktu pelaksanaannya.
Namun meskipun demikian perayaan Natal yang dilaksanakan hari ini di Lapas Kuningan bernuasa khidmat yang kental dan Suka Cita Natal sangat terasa meskipun kegiatan ini dilaksanakan secara sederhana.
Dalam Perayaan Natal kali ini diisi dengan Ibadah, Pujian Bersama, dan Persembahan Pujian. Sedangkan Pelayanan Firman / Khotbah oleh Pendeta Pramudya Hidayat dan Pendeta Yayan Haryanto SSi selaku ketua Bamag Kabupaten Kuningan.
Perayaan Natal ini juga dihadiri dan diikuti oleh Perwakilan Kemenag Kuningan dan GKI Kabupaten Kuningan.
Perayaan Natal dilanjutkan dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman Lapas Kuningan dengan Badan Musyawarah Antar Gereja Kabupaten Kuningan. MoU itu tentang Pembinaan Kerohanian Warga Binaan Yang Beragama Kristen yang sebelumnya dibacakan terlebih dahulu oleh Mikha Amd IP SH MH.
Usai meneken MoU Kalapas Samsul Hidayat, Bc.IP.,SH.,MH mengucapakan Selamat Hari Natal bagi Yang merayakannya. Lapas Kuningan membuka seluas-luasnya bagi WBP untuk melaksanakan Ibadah yang tentunya dalam bimbingan para Pendeta baik dari Kuningan maupun dari daerah lain.
Samsul berpesan, jadikan kesempatan beribadah ini sebagai ajang memperbaiki sikap dan mental. Tentu agar tidak mengulangi kekhilafan dan kesalahan.
“Patut disyukuri Lapas Kuningan mengadakan Pembinaan Keagaaman Umat Kristen tiga hari dalam seminggu,” ujarnya.
Kalapas menambahkan, perayaan ini juga merupakan rangkaian dari Peringatan Hari HAM Sedunia. Kegiatan ini menunjukkan bahwa sikap saling toleransi di Lapas Kuningan berjalan sangat baik, tenggang rasa, saling menghormati dapat terlihat disini.
Dikatakan, ibadah setiap umat beragama dibuka seluas-luasnya sepanjang itu untuk kebaikan.
Nota Kesepahaman ini juga sangat penting untuk pembinaan keagamaan dan Warga Binaan itu sendiri terutama bagi Warga Binaan terkait PP. No. 99 Tahun 2012.
Nota kesempahaman atau MoU merupakan salah satu syarat bagi WBP umat Kristen yang akan diusulkan Asimilasi dan Program Re-Intentegrasi Sosial. Tutup Kalapas.
Dalam kesempatannya, Albeno perwakilan Warga Binaan merasa terharu dan menyampaikan terima kasih atas pembinaan dan bimbingannya dalam melaksanakan ibadah yang tidak dibatasi. Hal ini merupakan berkat yang luar biasa dari Tuhan yang menjangkau orang-orang di dalam penjara.
“Perasaan sangat bahagia kami rasakan karena banyak ibu/bapak perwakilan dari gereja-gereja yang mau menemani kami dalam merayakan musin natal tahun ini, karena kami jauh dari keluarga (90 persen WBP yang Beragama Kristen berasal dari luar kuningan),” ujarnya. (agus).