KUNINGAN (MASS) – Tidak dipungkiri lagi pada saat sekarang Kabupaten Kuningan masih sering kedatangan para perantau dari luar kota. Hal ini tak lepas dari mewabahnya virus corona (Covid-19) yang telah menjadi pandemi dan menyebar dengan cepat. Jika kita melihat persentase kematiannya kalau tidak salah saya pernah membaca sebenarnya persentase kematian dari virus Covid 19 ini masih lebih kecil dibandingkan SARS dan MERS. Namun, karena penyebarannya yang cepat antara manusia ke manusia, virus Covid 19 ini menjadi pemberitaan hangat setiap harinya. Jadi kita semua dianjurkan harus tetap waspada terhadap virus corona ini, tetapi jangan terlalu ditakuti yang pada akhirnya akan membuat kita down itulah yang berbahaya karena akan menurunkan imunitas tubuh dan rentan terkena virus.
Mengenai mewabahnya virus corona ini banyak orang-orang yang terkena imbasnya tak terkecuali para perantau dari Kabupaten Kuningan yang memilih untuk mudik karena dikota pun pekerjaannya libur dan yang berdagang pun sepi. Tetapi saat kembali ke kampungnya masing-masing mereka harus melalui beberapa tahapan seperti pengecekkan suhu tubuh dan isolasi mandiri selama 14 hari, karena secara tidak langsung para pemudik itu sudah masuk kedalam data ODP (Orang Dalam Pengawasan) belum lagi apabila salah satu dari mereka ada yang merasakan gejala-gejala seperti Covid 19.
Banyaknya para perantau yang mudik, pro dan kontra ditengah masyarakatpun bermunculan ada yang pro dengan alasan “Jika tidak mudik terus kerjaan libur, disana mau makan apa?” ada juga yang kontra dengan alasan yang bisa dikatakan masuk akal karena takutnya membawa “virus” ke kampung halamannya dan menularkan kepada keluarganya. Namun kita sebagai masyarakat tidak bisa terus menerus menyalahkan para perantau karena mau bagaimanapun juga kondisinya mereka semua adalah bagian dari kita, masyarakat Kabupaten Kuningan yang harus kita terima.
Tetapi, para perantau juga harus disiplin dan mematuhi aturan jika sudah pulang ke kampungnya masing-masing mereka harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dirumah tidak boleh keluar sebelum melewati masa isolasi tersebut. Terkadang kebiasaan dari perantau ketika sudah pulang dari luar kota adalah mereka ada yang nongkrong dimana-mana dengan alasan mereka tidak membawa “virus” atau tidak merasakan gejala apapun, padahal saat mereka keluar dalam keadaan sehatpun stigma masyarakat sekitar berbeda-beda ada yang menilai positif ada yang menilai negatif. Karena ditakutkan mereka bisa menularkan ke seseorang yang imunitasnya rendah. Itulah kenapa Pemerintah memberlakukan adanya isolasi bagi para masyarakat yang sudah berpergian dari kota ataupun negara yang statusnya masuk zona merah, intinya sih untuk menekan tingkat penyebaran virus Covid 19 ini.
Semoga dengan adanya kejadian seperti ini kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, selalu bermuhasabah dengan kesalahan kita masing-masing dimasa lalu dan menyadari tentang pentingnya hidup bersih dan mahalnya sebuah kesehatan jika sudah merasakan sakit. Jangan lupa juga selalu ikuti anjuran Pemerintah untuk sama-sama melawan Corona. Setiap kejadian pasti selalu ada hikmah didalamnya. Saya juga sebagai penulis meminta maaf apabila dalam penulisan ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca. Always be happy, stay safe and stay at home.
Ulya Muhamad Aliyudin
Masyarakat biasa, –