KUNINGAN (MASS) – Petugas POPT (Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan) UPTD Ketahanan Pangan dan Pertanian Kuningan, Yanti, memastikan bahwa 35 hektar sawah yang terdampak irigasi longsor, masih bisa panen.
Hal itu, disampaikannya merespon lahan pertanian yang dikelola petani dari beberapa desa, terdampak longsor beberapa waktu yang lalu.
Lahan yang dimaksud, adalah lahan di Desa Babakanmulya yang dikelola petani dari Desa Puncak, Cileuleuy, Cisantana, Babakanmulya (Kecamatan Cigugur) serta Desa Cisukadana (Kecamatan Kadugede).
“Masuknya, terancam atau waspada (belum sampai status puso),” ujarnya menegaskan.
Baca : https://kuninganmass.com/35-hektar-sawah-terancam-puso-akibat-longsor-petani-menjerit/
Ia membenarkan, bahwa lahan tersebut memang terancam kekeringan bila tidak diairi. Karena memang, yang longsor adalah irigasi air yang ditujukan ke sawah. Namun, dilakukan tindakan darurat agar petani tetap bisa panen.
“Masih bisa dipanen, soalnya kelompok (tani) pinjam pipa air dari kelompok Cileuleuy,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menerangkan tingkat kerusakan dan gejala pada tanaman. Mulai dari ringan, sedang, berat sampai puso. Berikut tabelnya:
Seperti diketahui, sebelumnya diberitakan lahan pertanian di Desa Babakanmulya mengalami longsor. Tidak hanya di pesawahan, saluran irigasinya pun sempat rusak dan mengancam 35 hektar lahan.
Camat Cigugur, Yono Rahmansah S STP, mengaku laporan tersebut sudah disampaikan ke pihak terkait. Meskipun memang, bantuan secara langsung berupa pipa, diberikan terlebih dahulu oleh Hanyen Tenggono SH, ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Kuningan. (eki)