KUNINGAN (MASS)- Sejak dideklarasikan 13 September 2018, Forum Bedah APBD (FBA) Kuningan mulai unjuk gigi. Pada Kamis (29/11/2018) lalu, forum tersebut menggelar diskusi perdana di Kantor kuninganmass.com Jalan Baru Awirarangan Kecamatan Kuningan.
Tema yang dibahas adalah “Arah Kebijakan Bupati Jelang Pergantian Visi”. Hadir Ketua DPRD Kuningan Rana Suparman SSos dan Kabag Humas Setda Kuningan Dr Wahyu Hidayah yang mewakili Bupati Kuningan H Acep Purnama MH lantaran harus ke Jakarta mengantar perwakilan warga Kawungsari.
Acara diskusi yang digelar mulai jam 20.30 WIB itu berakhir tepat jam 23.00 WIB. Selaku moderator Dedi Ahimsa dan Agus Mustawan bergantian memberikan pertanyaan kepada dua nara sumber yang dihadirkan.
Selama 2,5 jam itu dibahas terkait belum berpihaknya APBD Kuningan kepada rakyat karena hampir 72 persen habis untuk belanja tidak langsung. Ketercapaian visi Kuningan MAS (Mandiri, Agamis dan Sejahtera) pun jadi pembahasan, begitu juga permasalahan serius lain.
Pada acara diskusi itu hadir para mahasiwa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Kuningan. Mereka memanfaatkan acara ini dengan melontarkan berbagai pertanyaan, sehingga acara sangat menarik dan perdebatan sengit pun terjadi antara Rana dan Wahyu.
Deden Rijalul Umam selaku Pembina FBA menegaskan, lewat diskusi itu pihaknya ingin ikut membangun masyarakat melek politik. Dengan kata lain, agar mayoritas masyarakat lebih memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia. Dengan begitu, masyarakat tak hanya jadi penonton, melainkan berperan aktif dalam pembangunan.
“Konon politik itu suci. Tapi kenyataannya, virus apatisme, pragmatisme dan apriori mewabah. Masyarakat hanya diwajibkan bayar pajak, tapi haknya diabaikan. Agar mayoritas masyarakat paham hak dan kewajibannya sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan, kami mencoba berkontribusi lewat diskusi ini,” ujarnya.
Pemimpin Redaksi kuninganmass.com ini mengakui, diskusi perdana FBA masih bersifat sederhana. Kedepan ia mengajak para pihak untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat melek politik dengan peserta diskusi lebih banyak dan tema yang lebih menggigit.
“Video diskusinya akan kami unggah biar semua lapisan masyarakat mengaksesnya. Ini merupakan gerakan kultural,” tandas Deden. (agus)