KUNINGAN (MASS) – Sekda Kabupaten Kuningan Dr Dian Rahmat Yanuar M Si, namanya belakangan ini terus mencuat. Sekda Dian dianggap menjadi media darling, atau sosok yang banyak dibicarakan media massa, karena posisinya yang dianggap seksi, terutama karena dianggap “incumbent” penguasa, jika memang nanti jadi maju nyalon Bupati.
Ya, posisinya kian menguat karena cukup tegasnya Pj Bupati yang enggan maju nyalon Bupati “beneran”. Sementara Sekda Dian, meski masih ragu-ragu, dukungannya cukup banyak baik di baliho maupun di media sosial. Namun begitu, persoalan lain muncul saat Dian sebagai pribadi yang punya hak politik, dibenturkan dengan posisinya sebagai aparatur negara.
Tuntutan mundur atau cuti terlebih dahulu kepada Sekda Dian Rahmat Yanuar sebagai pegawai ASN, santer terdengar, tuntutan itu banyak disuarakan mulai dari ketua Bawaslu Kabupaten Kuningan, Ketua DPRD Kabupaten Kuningan, hingga dari kalangan mahasiswa dan aktivis.
Namun berbeda dengan yang diutarakan aktivismuda Kuningan Agi Rahaden Ranu. Ia justru balik mempertanyakan kenapa Sekda Dian harus segera mundur? Padahal sejauh ini, belum jelas partai mana yang benar-benar yang menggelar karpet merah untuk Sekda Dian.
“Kenapa Sekda harus segera mundur?, jika dilihat dari sisi regulasi kan tidak melanggar, kemudian sejauh ini belum jelas partai mana yang akan mengusung beliau,” kata Agi, membela.
Menurut Agi, sejauh ini belum jelas partai mana yang akan mengusung Sekda Dian maju di Pilbup Kuningan mendatang. Menurutnya hal yang wajar ketika partai-partai mencoba mendekatkan diri kepada Sekda Dian.
“Hal yang wajar ketika partai-partai mencoba meminang Sekda Dian, kita tahu diawal Sekda diisukan dekat dengan PKB, kemudian saat ini diisukan mesra dengan Golkar, kan tidak menutup kemungkinan kedepannya ada partai lain yang mencoba dekat dengan Sekda, kita tidak tahu. Politik kita itu terbiasa dengan politik Last Minute,” ujarnya.
“Sampai saat ini kalau kita perhatikan, belum ada pernyataan dari yang bersangkutan (Sekda) terkait kesiapan untuk berkontestasi dalam Pemilihan Bupati Kuningan, dan juga belum ada deklarasi dari beliau akan merapat ke partai apa. Bahkan yang saya tahu beliau sudah menyatakan saat diwawancarai langsung oleh media bahwa masih fokus terhadap jabatannya saat ini,” imbuhnya.
Kemudian menanggapi statement dibenturkannya Sekda Dian dengan Etika Politik, menurut aktivis yang juga lulusan Ilmu Politik ini menyatakan tidak masalah.
“Sependek yang saya pahami tentang etika politik, saya merujuk kepada tulisan Franz Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik. Etika politik itu sejalan dengan nilai etika dan moral yang ada di masyarakat, apakah Sekda Dian sejauh ini dalam menjalankan tugasnya kemudian berada pada isu pencalonan beliau melanggar norma-norma di masyarakat? atau merugikan masyarakat Kabupaten Kuningan? saya rasa tidak. Bahkan pelanggaran dari sisi etika kepegawaian pun tidak ada,” terangnya.
Lebih lanjut, Agi juga mengatakan karena proses dan tahapan Pilbup ini masih panjang, ia mengajak untuk sama-sama menikmati dinamika dalam kontestasi politik Pilkada di Kabupaten Kuningan.
“Politik itu kan dinamis, segala hal bisa aja terjadi dan berubah, untuk itu mari sama-sama kita nikmati dinamika politik Kuningan, toh yang akan mengisi kontestasi Pilkada saya yakin merupakan putra-putri terbaik Kabupaten Kuningan,” tuturnya. (eki)