Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Memastikan Bersumber dari Harta Halal

KUNINGAN (MASS) – Suatu ketika Abu Dujanah bergegas pulang ke rumah usai melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Ia tidak mengikuti doa yang dipanjatkan Rasulullah selepas shalat. Rasulullah SAW pun bertanya kepadanya, “Wahai Abu Dujanah, apakah engkau tidak memiliki permintaan yang perlu engkau panjatkan ke hadirat Allah sehingga engkau sering meninggalkan masjid sebelum aku selesai berdoa?”

Abu Dujanah kemudian bercerita, di dekat rumahnya terdapat satu pohon kurma yang menjulang milik tetangganya. Dahan pohon kurma itu menjuntai ke rumah Abu Dujanah. “Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku berjatuhan di pekarangan rumah kami.” kata Abu Dujanah. “Ya Rasul, kami keluarga orang yang tidak punya. Anakku sering kelaparan. Saat anak kami bangun, apapun yang didapat, mereka makan.” Abu Dujanah menambahkan.

“Karena itu, setiap selesai shalat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, kemudian kami kembalikan kepada pemiliknya.” sambungnya.

Abu Dujanah juga bercerita, pernah suatu ketika anaknya memakan kurma yang jatuh dari pohon dekat rumahnya itu. Lalu Abu Dujanah berusaha mengeluarkan kurma yang telah dimakan dari mulut anaknya. Ia tidak ingin keluarganya makan dari cara yang tidak halal.

Mendengar cerita itu, Rasulullah menangis berderai air mata. Lalu Beliau mencari tahu siapa pemilik pohon kurma itu. Abu Dujanah mengatakan bahwa pohon kurma itu pemiliknya adalah laki-laki munafik.

Rasulullah menemui laki-laki itu, hendak membeli pohon kurma itu senilai 10 pohon kali lipat. Pohon itu terbuat dari batu zamrud berwarna biru, disirami emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang jelita sesuai jumlah buah kurma yang ada.

Pemilik pohon kurma menjawab tawaran Rasulullah. “Saya tidak pernah berdagang dengan sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan ingin dibayar saat ini juga.” ujarnya.

Kemudian Abu Bakar As-Shiddiq menawarkan lagi. Ia akan membeli pohon kurma itu dengan 10 kali lipat dari pohon kurma yang dimiliki laki-laki itu. Jenis 10 pohon kurma ini lebih bagus dari pohon kurma yang dimiliki laki-laki itu dan tidak ada di kota ini.

Seketika itu juga, laki-laki munafik pemilik pohon kurma mau menjualnya dengan apa yang ditawarkan Abu Bakar. Setelah dibeli, lantas Abu Bakar menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah. Rasulullah lalu bersabda, “Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.” Mendengar sabda Rasulullah, Abu Bakar dan Abu Dujanah bergembira.

Laki-laki munafik itu bergegas mendatangi istrinya, menceritakan kejadian tersebut, dan berniat licik. “Aku mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat 10 pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma itu tetap berada di pekarangan kita. Aku akan memakannya lebih dahulu dan buahnya tidak akan aku berikan kepada tetangga kita sedikit pun.” kata si munafik kepada istrinya.

Tak disangka, keesokan harinya pohon kurma itu berpindah. Semula berada di tanah si munafik, pindah di tanah Abu Dujanah. Si munafik pun heran. Ternyata pohon kurma yang berpindah posisi itu salah satu mukjizat Rasulullah SAW yang dirasakan oleh Abu Dujanah. (Kitab I’anatuth-Thalibin karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati).

Kisah di atas memberikan pelajaran penting kepada kita untuk selalu memastikan setiap makanan yang dimakan oleh kita, istri, anak dan anggota keluarga lainnya bersumber dari harta yang halal. Saking pentingnya perihal harta halal hingga Allah memintai pertanggungjawaban harta dari cara mendapatkan dan memanfaatkannya.

Nabi SAW bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia dimintai pertanggungjawaban tentang umurnya ke mana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana ia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR Tirmidzi).

Dalam hadis lain, ditegaskan tentang ancaman bagi orang yang makan dari harta haram diharamkan masuk surga, Nabi SAW bersabda, “Wahai Ka’ab bin Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari makanan haram.” (HR Ibn Hibban).

Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat mengkonsumsi makanan bersumber dari harta yang halal, dimudahkan mendapatkan serta memanfaatkan harta dengan cara yang sesuai dengan tuntunan agama. Amin.

 

Oleh; Imam Nur Suharno

Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah Kuningan

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement