Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Mandiri Disaat Pagebluk

KUNINGAN ( MASS) – Tujuh puluh persen isi tubuh manusia adalah air, begitulah para ahli menerangkan.

Begitu pun dengan anjuran minum air mineral delapan gelas sehari. Tak terbayangkan kalau lingkungan kita tandus dan sulit ditemukan air.

Baiklah, kita enggak akan membahas belahan bumi mana yang begitu kering atau kapan gurun pasir mana yang akan turun hujan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kita akan sedikit membahas potensi air yang memang ini menjadi SDA yang begitu menguntungkan dalam arti mendatangkan duit.

Tahun 2020 bukanlah tahun-tahun syahdu seperti biasa. Memang, setiap tahun dalam harinya pasti selalu ada bencana di balik suka yang memaksa untuk berduka.

Tetapi, di awal tahun 2020, musibah pandemi menyebabkan sengsara berkepanjangan. Bukan hanya korban yang tercatat semakin banyak, tapi segala sesuatu yang dapat menyebabkan virus ini menjangkiti harus dibatasi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Akibatnya, segala sektor yang mewajibkan pertemuan tatap muka ditiadakan dulu, termasuk dunia pendidikan (KKN juga beradaptasi menjadi KKN Dari Rumah). Karena pada dasarnya, kita semua adalah calon inang bagi si virus agar dapat terus hidup hingga kemudian mencari inang baru.

Oleh sebab itu, kita sebagai manusia yang selalu memiliki pilihan dan kesempatan harus bisa beradaptasi dalam situasi seperti ini, iya, situasi di mana kita semua dapat menjadi inang.

Dalam perihal menghidupi diri dalam masa pagebluk seperti ini memang susah-susah gampang. Banyak yang berinovasi menjadi pembuat masker kain, meracik Hand Sanitizer bahkan membuat APD.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Di desa Maniskidul yang memiliki luas wilayah 137,20 Ha yang terdiri dari tanah permukiman, tanah Persawahan, ladang dan perkebunan.

Apa lagi di dalamnya terdapat Objek Pariwisata Cibulan, semacam tempat pemandian (kolam renang) yang pasti keberadaannya membuktikan bahwa di sini memiliki sumber air yang melimpah.

Nah, air yang menjadi barang mewah di suatu tempat, di wilayah ini bisa dijumpai dengan mudah, asalkan warganya mau merawatnya. Makanya, banyak warga yang menjadikan sawah dan perkebunan menjadi tempatnya mencari penghidupan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Akan tetapi, SDA yang melimpah belum juga diimbangi oleh SDM yang memadai. Padahal, dengan salah satu potensi alam yang bisa dikatai melimpah ini seenggaknya kalau dioptimalkan bisa menjadi sumber mata pencaharian.

Enggak percaya? Salah satunya dengan budidaya ikan. Iya, ikan. Hewan yang banyak digemari masyarakat entah itu sebagai konsumsi atau hiasan. Nah, bukannya maksud menggurui, dan memang ketika dibatasi aktivitas untuk di rumah saja, bukan berarti harus diam saja kan?

Maka dari itu, kita coba kurang lebih selama tiga puluh hari. Di mulai dari menyiapkan lahan sampai bibitnya (bebas, sih. Tapi penulis menggunakan bibit ikan koi).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kembali lagi, gampang-gampang susah. Yang penting ada kemauan. Bahwasanya yang penulis coba ialah, bagaimana bisa bertahan hidup dikala pagebluk ini.

Apakah harus terus bersandar pada bansos? Ya tidak, masih ada pilihan dan kesempatan lain.

Maka dari itu, pendampingan usaha-usaha kecil-kecilan harus tetap didampingi. Padahal, kalau coba dilihat-lihat saja sebentar, di sekeliling kita juga pasti banyak yang dapat dimanfaatkan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Enggak harus jadi menteri, pejabat atau apa pun itu. Seenggaknya mencoba menjadi mandiri juga sudah sangat bagus, apalagi bisa hidup di tengah pagebluk semacam ini.***

Penulis adalah Inggil Abdul Kafi, mahasiswa asal Kuningan yang menjadi peserta KKN DR IAIN Cirebon kelompok 120.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement