KUNINGAN (MASS) – Penebangan pohon besar di lingkungan Astana Depok RT 003 RW 002 Dusun 2 Desa Panawuan Kecamatan Cigandamekar, berdampak bahkan pada makam yang ada di sekitar. Beberapa, bahkan rusak.
Seperti yang terjadi pada makam keluarga Hasnu Taufik. Lebih tepatnya, makam yang jadi tempat istirahat terakhir sang ibunda, alm Titing Rohati.
Hasnu protes, karena dirinya merasa sejak awal tidak dilibatkan, dan kini Husna merasa tidak melihat komunikasi Pemdes membahas soal rusaknya makam sang ibu.
“Abi ngaraos prihatin kumargi dugi ka ayeuna ti Pemdes teu aya sasaduna atanapi upaya perbaikan makam, khususnya nu ibu (saya merasa prihatin karena sampai sekarang dari Pemdes tidak ada permintaan maaf atau membahas perbaikan makam),” tuturnya.
Hasnu mengaku, dirinya sudah berupaya protes pada desa namun belum mendapat respon yang memuaskan. Dirinya merasa, hanya diundang saat menyaksikannya saja, bukan dari awal.
Sementara, Kepala Desa Panawuan Drs Adhe Sanudin membenarkan adanya penebangan pohon yang dilakukan. Penebangan itu, dikerjakan karena dahan dan ranting sebelumnya patah.
Khawatir ada yang patah lagi dan menimpa orang yang tengah ziarah, satu pohon yang terbilang cukup besar itu akhirnya ditebang.
Kades menerangkan, sebenarnya sebelumnya ada musyawarah. Hanya saja, ternyata ada pihak keluarga yang tidak terundang dan kini protes. Kades menyebut, yang memprotes hanya satu orang, karena memang tidak terundang saat musyawarah.
“Kemungkinan rusaknya makam sudah diperkirakan pada saat musyawarah, sehingga sebelum penembangan sudah ada sosialisasi agar yang kemungkinan terdampak, diantisipasi,” sebutnya.
Kades mengatakan, pihaknya menyediakan pasir dan semen untuk perbaikan. Dan dirinya menjamin, berucap Insya Allah, pihak desa akan memperbaiki bagi yang memang tidak mau memperbaiki sendiri.
“Perlu diketahui pohon itu bukan pohon aslinya, tapi pohon yang menempel dipohon asli. (Sementara untuk) Perbaikan (makam akan dilakukan) setelah semua kayu terangkut dari lokasi,” kata Adhe Sanudin. (eki)