KUNINGAN (MASS) – Seluruh pelaksana kegiatan Yayasan Husnul Khotimah Kuningan, termasuk para ustadz dan pegawai di lingkungan Pondok Pesantren, mengikuti kegiatan Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) di Masjid Putra Husnul Khotimah. Acara yang dimulai ba’da Isya hingga selesai Subuh (27-28/9/2025), menjadi sarana tarbiyah (pembinaan) untuk menguatkan spiritualitas dan rasa memiliki terhadap lembaga, dengan harapan keberkahan dan kesuksesan senantiasa menyertai yayasan.
Memperkuat Barisan dengan Wasilah Terbaik
Mabit diawali dengan sambutan dari Ketua Umum Yayasan Husnul Khotimah Kuningan, KH. Mu’tamad, Lc., M.PD. Ia membuka acara dengan menyampaikan pesan dari Surat Al-Maidah ayat 35: “Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya.”
Mu’tamad menegaskan bahwa salah satu wasilah terbaik adalah dengan amal saleh (al a’mal ash shalihah). “Kita berharap PSB (Penerimaan Santri Baru) sukses dan santri yang sudah ada bisa lebih saleh,” ujarnya.
Ia menambahkan, kesuksesan lembaga mustahil diraih tanpa campur tangan Allah, dan wasilah untuk mengetuk pintu langit di antaranya adalah membaca surat-surat Al-Qur’an dan melaksanakan Qiyamullail.
“Mudah-mudahan di antara kita ada doanya yang diijabah. Wasilahnya membaca surat-surat Al-Qur’an dan malam harinya kita mengetuk pintu langit. Ikutilah acara ini sebagai musahamah (peran) kita terhadap lembaga,” pesan KH. Mu’tamad.
Dirinya pun mengingatkan pentingnya menjaga kepercayaan walisantri dengan melaksanakan amanah sebaik-baiknya.
Ketua Yayasan Husnul Khotimah, KH Mu’tamad Lc sedang menyampaikan pesan. (foto: dok. HK)
Tarbiyah Pegawai dan Amalan Unggulan
Ustadz Arsidi, M.Pd.I, mewakili Divisi HRD, dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan mabit ini merupakan salah satu bagian penting dari sarana tarbiyah (pendidikan/pembinaan) bagi seluruh pegawai.
Kegiatan dilanjutkan dengan Tilawah Surat-surat Pilihan yang dipimpin oleh KH Riyan Nugraha, Lc., M.Pd., dilanjutkan Do’a yang khidmat oleh kiai sepuh, KH Amam Badruttamam, Lc.
Usai berdo’a para peserta menyimak Taushiyah yang disampaikan oleh Dewan Pengawas Yayasan, Kiai Jajang Aisyul Muzakki, Lc., M.Pd.I. Ia membawakan materi dengan judul menarik: “Merayu Allah dengan Amalan Unggulan.”
Inti ceramah berfokus pada bagaimana seorang hamba dapat membuat keinginannya dikabulkan oleh Allah SWT, dengan menjadikan amal unggulan sebagai modal utama.
Kiai Jajang merujuk pada beberapa kisah para Nabi dan salihin sebagai contoh:
• Nabi Ayyub (QS. Al-Anbiya ayat 83): Ketika berdoa setelah menderita sakit selama 18-20 tahun, beliau merayu Allah dengan pengakuan kelemahan (“Aku ini sungguh sedang kena musibah…”) dan pujian agung (“Wa anta arhamur rahimin – Engkau adalah sebaik-baiknya penyayang”).
• Nabi Zakariya (Surat Maryam): Permintaan beliau untuk memiliki anak didahului dengan kerendahan hati dan pengakuan fisik (“Dzikru robbahu… waala robi inni wahanal adzmu—Tulangku sudah lemah, kepalaku sudah beruban.”).
• Kisah Tiga Orang Terjebak dalam Goa: Kisah klasik tentang tiga orang yang diselamatkan oleh Allah berkat permohonan yang didahului dengan amal saleh yang tulus, seperti berbakti kepada orang tua, menjaga kesucian diri, dan menunaikan hak pekerja.
Modal merayu Allah yang disampaikan oleh Jajang adalah: Keimanan yang murni, ibadah yang benar, dan mujahadah (bersungguh-sungguh dalam beribadah).
Ia mengutip Ushul Isyrin Imam Hasan Al-Banna, yang menyebutkan bahwa Keimanan yang murni, ibadah yang benar, dan mujahadah (bersungguh-sungguh dalam beribadah) adalah cahaya dan kelezatan yang Allah curahkan pada hati hamba-hamba-Nya
Sebelum istirahat sejenak, setiap pegawai melaksanakan Tilawah masing-masing sesuai target yang telah ditentukan. Malam dilanjutkan dengan kegiatan puncak Qiyamullail (salat malam) berjamaah yang diimami oleh Ustadz Dzulkifli, M.Pd, yang menjadi wujud nyata dari upaya mengetuk pintu langit dan merayu Allah dengan amalan unggulan, sebagaimana yang disampaikan dalam taushiyah dan sambutan.
Kegiatan mabit ini menegaskan komitmen Yayasan Husnul Khotimah Kuningan untuk tidak hanya berfokus pada keunggulan akademik santri, tetapi juga pada pembinaan spiritual yang mendalam bagi seluruh SDM sebagai modal utama keberkahan lembaga, yayasan yang mengadakan kegiatan mabit tersebut. (didin)
