KUNINGAN (MASS) – Kondisi pandemi yang sudah berjalan sekitar 8 bulan ini tentunya merubah semua kebiasaan – kebiasaan dalam kegiatan apapun dan tentunya menuntut kita semua untuk mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi seperti sekarang, tak terlepas di dunia pendidikan.
Di sekolah sendiri, ini semester kedua kondisi pembelajaran dilaksanakan secara online atau yang dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Semua dilaksanakan terbatas oleh jarak dan tempat, setiap siswa belajar dirumahnya masing – masing. Komunikasi dan interaksi terbangun hanya menggunakan via telpon, sms, media sosial, dan aplikasi lainnya.
Di SMKN 1 Luragung sendiri proses pembelajaran daring dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai aplikasi atau flatform seperti google classroom, whatsapp, telegram, google meet, zoom dan youtube sebagai media pembelajaran. Penggunaan teknologi dibidang pendidikan sebetulnya sudah tidak asing lagi, namun dalam kondisi pandemi ini tentunya lebih dimaksimalkan kembali.
Tidak dapat dipungkiri, pembelajaran secara daring atau dikenal dengan sebutan pembelajaran jarak jauh ini pasti menimbulkan banyak sekali keluh – kesah. Sebagai Guru bimbingan dan konseling saya banyak mendapat keluhan entah itu dari sisi orang tua, guru maupun siswa.
Dari sisi orang tua, banyak yang mengeluhkan penggunaan kuota yang boros dan sulit membedakan apakah siswa sedang belajar atau justru menggunakan HPnya untuk kegiatan lain, serta mengeluhkan tidak memiliki HP yang support yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Dari sisi guru, pengkondisian siswa dan pengumpulan tugas butuh tenaga ekstra karena terkendala banyaknya siswa yang di lingkungan rumahnya tidak ada sinyal serta tidak adanya kuota.
Dari sisi siswa, pasti menimbulkan kejenuhan karena minimnya interaksi secara langsung dengan guru maupun dengan teman sebayanya, begitu pula dengan kegiatan ekstrakulikuler yang di nonaktifkan setelah delapan bulan ini.
Pada webinar yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Jawa Barat pada tanggal 20 Oktober 2020, menurut dr Lelly Resna, SPKJ(K) kondisi pandemi ini tentunya berdampak pada kesehatan mental remaja.
Dr. Dante Rigmalia, M.Pd., juga pada webinar tersebut memberikan tips dalam pelaksanaan PJJ agar tidak berdampak buruk terhadap kesehatan mental peserta didik, setiap guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, menumbuhkan tanggung jawab belajar tanpa pengawasan langsung, tidak membebani dan sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik tersebut, dan terjalinnya komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua.
Sebagai guru juga menurut saya haruslah berempati dengan berbagai kondisi siswa yang sangat beragam di masa pandemi ini, karena secara ekonomi maupun psikologis tentunya berbeda.
Semua guru dituntut untuk kreatif dan mampu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Terlebih guru bimbingan dan konseling haruslah hadir sebagai sahabat siswa, untuk membangun komunikasi dan memberikan perhatian pada peserta didik.
Tentunya dengan memberikan layanan yang bermanfaat dan membantu peserta didik untuk tetap optimal melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan berbagai aplikasi.
Namun karena terbatas jaringan didaerah kuningan timur, yang sering digunakan dalam proses layanan BK yaitu aplikasi tanpa video seperti whatsapp, sesekali menggunakan google meet maupun zoom. Youtube pun banyak sekali membantu guru BK dalam memberikan layanan, siswa hanya tinggal mengklik link yang sudah dishare didalam group WA sama halnya dengan penggunaan google drive.
Guru pun harus mempertimbangkan penggunaan aplikasi yang mudah dijangkau oleh semua peserta didik, sehingga layanan dapat diterima dan diikuti oleh semua peserta didik.
Sebagai guru BK, saya dan rekan guru BK di sekolah sangat senang dapat memberikan layanan yang membantu meskipun terbatas jarak, apakah itu untuk sekedar sharing, konsultasi atau bahkan membantu dalam memecahkan permasalahan yang sedang dialami peserta didik baik itu permasalahan akademik maupun non akademik.
Guru BK juga tidak jarang menjadi mediator antara sekolah dengan orang tua dalam mendiskusikan atau menyampaikan perkembangan peserta didik.***
Penulis : Rukmini Pujayanti, S.Pd. (Guru Bimbingan dan Konseling SMKN 1 Luragung)