KUNINGAN (MASS) – Limbah kotoran hewan (kohe) di kawasan atas Cisantana menjadi perhatian serius pemerintah desa setempat. Terutama di musim hujan, kekhawatiran limbah berdampak ke wilayah bawah seperti Cilengkrang.
Kepala Desa Cisantana Kecamatan Cigugur, Ano S. Natadisastra, mengungkapkan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah antisipsi untuk meminimalisir dampak limbah kohe tersebut.
“Terkait kohe memang ada kemungkinan terbawa air, apalagi saat musim hujan seperti ini. Kami juga pernah mendapat laporan dari Kuwu Gandasoli dan Pajambon, dan langsung kami tindak lanjuti dengan teman-teman di lapangan. Jangan sampai ada dampaknya ke bagian bawah,” ujar Ano, Senin (26/5/2025).
Upaya mengatasi permasalahan juga sudah ia lakukan, beberapa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) ditambah. Menurutnya, IPAL yang ada saat ini sudah jauh lebih memadai dibanding sebelumnya.
“Di beberapa titik sudah dibangun IPAL, ada juga pembangunan dari Kementerian di sebelah barat, ada IPAL untuk biogas,” ujarnya.
Namun, ketika musim hujan, terutama saat curah hujan tinggi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan limbah kohe terdorong ke bawah, berpotensi mencemari sumber air di Cilengkrang yang digunakan oleh masyarakat sekitar.
“Upaya terus kami maksimalkan. Setiap informasi dari lapangan selalu kami tindak lanjuti agar tidak ada keluhan dari warga. Kami sadar sumber air di Cilengkrang sangat penting, jadi jangan sampai tercemar,” tegasnya.
Ano juga mengingatkan pentingnya pengangkutan limbah secara berkala, terutama pada segmen-segmen yang rawan terdorong air hujan, untuk mencegah pencemaran lanjutan. (didin)
