KUNINGAN (MASS) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sampai tahun 2021 kemarin untuk kabupaten/kota se-Jawa Barat.
TPT sendiri, merupakan salah satu indikator penting ekonomi, yang menghitung jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang telah berusaha mencari kerja, tapi sama sekali tak mendapatkannya.
Dalam istilah umum biasa disebut penganggur (unemployment). TPT ditulis berupa angka persentase (%) dari jumlah total angkatan kerja.
Untuk tingkat provinsi, TPT tahun 2021 ini menyentuh angka 9,82%. Dan untuk tingkat kabupaten/kota di Jabar, cukup bervariasi. Kuningan, jadi salah satu dari 5 besar yang angka TPT-nya tertinggi di Jawa Barat, “The Big Five”.
Kuningan, berada diurutan kelima setelah Kota Cimahi (13,07%), Kabupaten Bogor (12,22%), Kabupaten Karawang (11,83%), Kota Bogor (11,79%), serta Kabupaten Kuningan (11,68%).
Menyikapi hal itu, pentolan mahasiswa Kuningan di kampus IAIN Cirebon, Yayat Hidayatullah mengaku miris, saat Kuningan masuk big five TPT tertinggi di Jawa Barat.
“Memang betul dan tidak bisa dipungkiri ketika pandemi dijadikan alasan, karena PHK banyak jadi angka pengangguran ini naik. Tapi TPT Kuningan, yang pada tahun 2020 hanya 11,22% di tahun 2021 jadi 11,38%, kenaikan sekitar 0,46% angka TPT di Kuningan. Dan angkanya sudah melampaui angka TPT tingkat Jawa Barat, ada apa sebenarnya ?” ujarnya mempertanyakan.
Padahal, lanjutnya, ada yang namanya kebijakan PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang dengan pengoptimalan tersebut bisa menyerap angka pengangguran.
“Kita lihat Indramayu, mereka ditahun 2020 mencapai angka 9,21%. Namun, di tahun 2021 bisa turun jadi 8,30%. Belum lagi Pangandaran yang lebih drastis menurunkan angka penganggurannya yang pada tahun 2020 mencapai 5,08% dari total angkatan kerja, di tahun 2021 angka pengangguran itu berkurang jadi 3,25%,” sebutnya.
Jika di tempat lain berhasil, itu artinya kebijakan PEN berhasil dioptimalkan. Lalu, kata Yayat, muncul lagi pertanyaan apakah pelaksanaan kebijakan PEN di Kuningan tidak optimal? Atau karena ada hal lain?
“Sekarang, angka investasi di Kuningan naik mencapai 1,8 triliun dan wacananya akan menyerap sekitar 22.000 pekerja. Semoga ini ada jaminannya untuk masyarakat Kuningan, dengan kata lain tidak hanya jadi angin penyejuk saja. Jangan sampai seleganya buka pintu investasi, tapi pengangguran tetap jadi anak tiri,” ucapnya.
Sebab, lanjutnya, masalah ini sesuai dengan 3 fokus pembangunan yang harus segera diatasi menjelang akhir jabatan Bupati.
“Jangan sampai tema pembangunan yang diusung sebatas kata, tapi benar-benar terlaksana. Agar Kuningan benar-benar maju dan benar-benar unggul,” tuturnya. (eki)