Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Krisis, Saat yang Tepat Mengambil Untung

KUNINGAN (MASS) – Mungkin pertama kali mendengar kalimat dalam judul di atas, pikiran kita secara sadar atau tidak akan memikirkan hal negatif. Bagaimana tidak, saat ini, kita memang sedang mengalami krisis akibat covid-19, dimana kebanyakan orang dirugikan.

Sadar atau tidak, tulisan ini bukanlah menyindir soal bantuan pemerintah yang rawan di-ambil untung oleh beberapa pihak.

Bukan sedang menjelaskan bagaimana para pejabat publik yang juga memiliki usaha, mengambil projek bantuan sembako misalnya.

Bukan, tulisan ini bukan membicarakan tidak beradabnya pejabat publik yang ditunjuk untuk melayani masyarakat, malah ikut tender karena bantuan pemerintah berupa sembako, yang harganya bisa digeser-geser, bisa ambil untung.

Bukan juga karena penanganan covid ini dianggarkan besar, malah dipakai membeli bangunan yang sebenarnya bisa gratis.

Bukan juga karena anggaran bantuan untuk masyarakatnya besar, malah dibentuk jadi barang, agar harganya bisa promo, dan jadi punya untung. Padahal kan jelas, kalau bantuan barang, penyalurannya jadi ribet dan nambah pengeluaran. Tulisan ini, tidak membicarakan itu.


Mengambil keuntungan disini adalah sebuah optimisme yang mari kita bangun bersama. Jika selama ini, sebelum adanya pembatasan sosial kita perlu banyak sekali bahan pangan seperti beras, sayur, hasil ternak, masih kita pasok dari luar, saat pandemi ini, untuk memenuhinya mari kita ambil untung dengan menanamnya sendiri, atau membelinya dari petani sendiri.

Dengan begitu, petani dan peternak tetap hidup. Mereka malah akan bersemangat karena pasarnya satu kabupaten. Kita juga akan merasa aman karena kebutuhan pangan kita terkendali.


Kita juga bisa mengambil untung dari sektor lain. Barang-barang yang selama ini kita beli dari luar, seperti alat medis dan aksesoris atau apapun yang bisa digarap lokal.

Kita dorong produksinya besar di lokal, BUMD lakukan koordinasi ke pengusaha kecil, pasarkan ke rumah sakit daerah, jamin kualitasnya. Jadi akan ada beberapa manfaatnya sekaligus.

Pertama, aman dari risiko penularan di jalan. Kedua murah karena tidak ada cost pengiriman. Jangan sampe lagi, paramedis pake jas hujan untuk perlindungan. Sudah cuman jas hujan, diimpor dari luar lagi. Mahal lagi. Duh.


Lalu soal bisnis barang yang sifatnya pendukung. Saya hanya bisa katakan, bertahanlah. Percaya kita bisa terus survive.

Lalu pertanyaanya, bagaimana membangun pasar disaat pandemi begini?
Terpaksa, soal ini, mari kita mulai adaptasi dengan dunia digital. Meminimalisir interaksi.

Saya tidak punya banyak saran soal ini. Hanya satu hal, mari maksimalkan digital. Mulai promosikan secara digital. Mulai bangun market secara digital.

Bila perlu, mulai gaet media media online, buzser lokal, untuk membangun pasar yang lebih besar.

Tolong anak muda, bantu orang sepuh yang mungkin kurang faham dunia maya.

Tentu saja, semua ini hanya khayalan semata. Hanya khayalan jika tidak ada sentuhan kebijakan penguasa.

Hanya khayalan jika tidak adanya kesadaran bersama. Hanya khayalan jika tidak memulai sejak saat ini.
Tapi, di negri ini, khayalan tidak dilarang bukan ?***

Penulis : Eki Nurhuda Almutaqin

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement