KUNINGAN (MASS) – Ketidakpuasan atas Konfercab PC IPNU Kuningan yang baru saja digelar, kembali disuarakan kadernya. Teranyar, Robi Zulfa, menuding bahwa IPNU Kuningan yang seharusnya diharapkan menjadi arus utama kaderisasi level bawah dan mencetak generasi di dalam rumah besar Nahdlatul Ulama selalu menjadi kepentingan oknum oknum tertentu yang terus ingin melanggengkan kekuasaan di tubuh NU.
“Ini bukti kaderisasi yang tidak sehat, tidak demokratis bahkan mengebiri potensi potensi kader yang mempunyai kemampuan memimpin organisasi, ahirnya yang terjadi adalah konflik internal yang berkepanjangan,” kata Roby, Sabtu (6/7/2024).
Potensi-potensi usia remaja yang ingin hidmat di IPNU, kata Roby, umumnya yang mereka butuhkan adalah pendidikan organisasi, pematangan berfikir, pendalaman keilmuan di IPNU. Namun, lanjut Roby, dibelah begitu saja oleh kepentingan hanya karena arahan senior dan like and dislike.
“Bahkan sebelum Konfercab dimulaipun sudah dijegal dengan pola administrasi yang ditolak untuk mengajukan PAC-PAC yang sudah diperjuangkan dibentuk dengan membangkitkan kembali PAC-PAC yang mati suri selama ini, tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk yang sudah berjuang di tubuh IPNU selama ini,” imbuhnya.
Bahkan, Roby menilai arah rekonsiliasi maupun merangkul untuk menyelamatkan IPNU Kuningan kedepan dengan nilai-nilai demokratis-pun sama sekali tidak terlihat.
“Saya sebagai kader IPNU yang murni ingin berproses belajar berjuang bertaqwa sangat menyayangkan situasi ini terlebih ini organisasi besar dan organisasi kader bukan organisasi yang hanya untuk memuaskan beberapa oknum saja, kita sudah paham kok siapa otak di belakang yang bermain licik di dalam Konfercab kemarin yang terstruktur sistematis dan massif untuk menjegal calon lainnya hususnya rekan Agus,” tudingnya.
“Harapannya, kami meminta Konfercab ulang dan ingin mengajak gentleman untuk bertarung dengan sehat, dengan ide dan gagasan bukan menjegal-jegal dari awal, kampungan pisan saur sunda namah. Ayo muncul yang punya kepentingan terutama senior-senior IPNU yang selama ini juga tidak maksimal berkontribusi untuk kami di dalam kaderisasi. Jangan hanya ada di belakang dan menjadi pendosa sejarah untuk mengulang kebobrokan kaderisasi IPNU kedepan di setiap momentum Konfercab, hentikanlah mewarisi hal-hal buruk kepada generasi kami yang tidak demokratis, karena hal itu dilarang oleh ajaran-ajaran muassis Nahdlatul Ulama, yakin ada kuwalat nya nanti,” tegasnya di akhir. (eki)