Bismillah
KUNINGAN (MASS) – Banyak pihak berkompeten dari bermacam disiplin ilmu yang saya kenal bahwa; “Menyoal” organ ummat Islam Nahdhotul U’lama/NU dalam konteks buah pikir “Mayoritas (85%) figur” NU di level Struktural” semuanya hampir sama berpendapat (Kendati NU di level kultural tidak begitu nyambung dengan figur NU di level Struktural), dan jika saya simpulkan dengan alam pemikiran pendapat saya dan sah-sah saja berpendapat, adalah;
Baiknya dijawab “Silahkan Sami’na Wa’ato’na“, untuk kemudian urgensinya adalah untuk membangun kekuatan ummat Islam, membangun Indonesia saat KIWARI ini dan kedepan lebih baik, jangan sampai terjadi saling menghujat, terlihat, terkesan di rakyat banyak, bahwa betapa pentingnya memahami; Wasyawirhum fil amri dan Syuuro Bainahum, tidak hanya di internal NU, tetapi juga dipihak Organ Islam eksternal NU = Nahdhotul U’lama.
Kemudian daripada itu, tidak ada manfa’at dan maslahatnya APABILA menghujat aparat penegak hukum, aparatur pengamanan dan pertahanan negara dalam bingkai NKRI.
Diperlukan langkah strategis, terukur, rasional dan konstitusional, bukan langkah yang hanya berbicara bersifat BOMBASTIS dan memudahkan pihak tertentu menilai cikal bakal ANARKIS.
Syukurlah andai KITA memahami; Geo politik, geo strategis, geo ekonomi yang bisa tertanam kuat menjadi wujud IPOLEKSOSBUD HANKAMNAS GAMATEK (Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan nasional, agama dan teknologi) pada konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI.
Jangan sampai dan atau memberi peluang terhadap kemungkinan adanya kelompok Islamophobia = Anti Islam menjadi bergembira, berdendang ria melihat ummat Islam, figur-figur organ Islam tidak bersatu!
Apabila sampai terjadi ummat Islam tidak bersatu, maka NKRI dalam bahaya.
Saya sampaikan disini bahwa ummat Islam WAJIB BERSATU, atas dasar mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam dan PASTI MAMPU MELINDUNGI RAKYAT NON MUSLIM! Tetapi Saya BELUM yaqin (Belum yaqin, karena belum terjadi. pen) andai Ummat Islam Minoritas di Indonesia akan dapat perlindungan dari mayoritas non muslim!
Fahamilah Ummat Islam akhirnya tetap berkeyakinan dan beriman kepada Allah, bahwa; Ketika mati masuk lubang kubur tidak sepotong batang jarumpun bisa terbawa!
Sikap akhir ini yang semestinya dianalisis, didalami, diurai, diambil indikator dari sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia…..dan dipersilahkan pembaca mengurai, menganalisis dengan pikiran jernih serta hati nurani bersih sebagai insan dengan sertifikat yang Allah berikan; “Kuntum khaero ummah uhrizat linnas“.
Kemudian? Yaqini dan Imani bahwa semua yang terjadi dan akan terjadi sudah tertulis di Lauhul Mahfud dan oleh sebab itu berserah diri kepada Allah Arrahmaani Arrahiimi dalam sabar dan Sholat wajib dengan tetap ikhtiar/upaya tak terhenti untuk tetap melangkah Amal Ma’ruf-Nahyi Munkar dalam kemampuan profesional yang dimiliki….., terukur, rasional dan konstitusional.
Haram bagi figur figur – tokoh tokoh Islam dan ummat Islam Indonesia, sekali lagi HARAM untuk bertindak dan atau berbuat Makar.
Kenapa? Karena ummat islam yaqin dan percaya bahwa Makar Allah lebih dahsyat daripada segala macam bentuk makar yang diperbuat manusia!
Hadanallahu Waiyyakum Ajma’in
Awang Dadang Hernawan ; Pemerhati intelijen, sosial politik dan SARA
###############
Ditempat/9/IV/2021
19530430TITIK