KUNINGAN (MASS) – Bagaikan petir di siang bolong tiba-tiba pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikan harga BBM Sabtu (3/9/2022) siang. Pada saat kondisi rakyat ingin memulihkan diri dengan cepat, seperti tema HUT RI ke 77, namun pada saat yang sama pemerintah dinilai malah membuat rakyat terpuruk.
Itulah yang dikecewakan oleh para politisi PKS Kuningan. Menurut Ketua DPD PKS Kuningan, H Dwi Basuni Natsir Lc Pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi ditengah kondisi rakyat masih tertatih untuk pulih dan bangkit. Padahal tema HUT RI ke 77 itu Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.
“PKS sendiri dalam hal ini sangat menyayangkan terhadap kebijakan pemerintah yang tega menaikkan BBM disaat ekonomi masyarakat belum pulih pasca Pandemi covid 19,” ujar Dwi Basuni Natsir, Minggu (4/9/2022).
Politisi yang akrab disapa Kang Bas ini menegaskan bahwa sikap PKS di daerah pun sesuai dengan arahan pimpinan pusat, menolah tegas kenaikan harga BBM. Karena kebijakan tersebut bukan hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan saja tapi akan pasti dirasakan dampaknya oleh masyarakat di daerah, termasuk masyarakat Kabupaten Kuningan. Terlebih Kabupaten Kuningan sendiri belum lama ini dikatagorikan sebagai kabupaten miskin ekstrem untuk wilayah Jawa barat.
Menurutnya, kebijakan yang tidak pro rakyat ini suguh aneh kalau menilik dari berita bahwa justru harga minyak dunia saat ini turun. Program bansos sebagai kompensasi dari kenaikan harga BBM yang rencananya akan segera dilakukan tidaklah tepat. Program ini hanya solusi jangka pendek semata.
“Hati-hati efek domino kenaikan harga BBM, rakyat susah akan bertambah susah, kemiskinan akan meroket, dan tentu saja akan terjadi naiknya harga kebutuhan pokok. Sedangkan daya beli masyarakat belum membaik,” kata Kang Bas.
Senada dengan Dwi Basuni, Ketua Fraksi PKS DPRD Kuningan Etik Widiati pun turut merasa prihatin dengan kenaikan harga BBM yang tiba-tiba diumumkan di siang hari. “Kami kecewa dan prihatin atas keputusan pemerintah, sepertinya pemerintah tutup mata tutup telinga meskipun gelombang penolakan rencana naiknya harga BBM muncul di mana-mana,” ucap Etik dengan nada tinggi.
Ia menegaskan, kenaikan harga BBM bertolak belakang dengan tagline HUT RI ke 77 “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Dengan kenaikan harga BBM ini justru akan menambah beban masyarakat.
“Mana bukti dari tagline Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat, tetapi tiba-tiba masyarakat yang bersemangat mau bangkit, malahan diberikan informasi yang membuat lesu semangat,” ketus politisi asal Desa Ciwaru itu. (deden)