NUSAHERANG (MASS) – Kabar duka datang dari dunia pendidikan, Minggu (20/11/2022) malam ini. Pasalnya, seorang santri di salah satu sekolah boarding/pondok di Kecamatan Nusaherang, meninggal dunia diduga karena pemukulan.
Santri yang jadi korban itu, dikabarkan meninggal dunia karena pengeroyokan sesama santri. Hal itu, dikonfirmasi oleh Kepala Desa Jambar Kecamatan Nusaherang, Juhari.
Pada kuninganmass.com, dirinya membenarkan adanya kejadian tersebut. Dikatakannya, keributan terjadi akibat hal yang dianggap ‘sepele’.
“Tadi komunikasi dengan kadus. (Katanya) Gara-garanya mau tidur, tempat si A ditempati si B,” ujarnya mengawali kronologi.
Saat ‘berebut’ tempat untuk tidur itu, hadirlah santri yang lebih dewasa yang bertujuan untuk mengamankan/mengatur. Namun, saat itu justru timbul perlawanan serta menyebabkan keributan dan berujung pengeroyokan.
Baca : https://kuninganmass.com/tiga-oknum-santri-pengeroyok-dikeluarkan-dari-pondok/
Kades menyebut, pihaknya saat ini tengah terus berkomunikasi dengan berbagai unsur, termasuk Bhabin, dan perangkat lainnya. Juhari juga menyebut, dirinya juga akan melakukan komunikasi ke pihak sekolah agar kedepan keamananya lebih diperketat.
“Kapayunamah ngadamel satpam lah, mih aya nu ngadampingi malemna (kedepannya harus dibuat satpam disana agar ada yang mendampingi saat malam),” sebut Kuwu Juhari.
Sementara, Camat Nusaherang M Reza S STP M Si juga membenarkan adanya hal tersebut. Bahkan, Reza mengatakan kejadian itu kini sudah ditangani pihak yang berwajib.
“Betul pak ada kejadian, sedang ditangani oleh Polres Kuningan langsung,” tuturnya. (eki)