KUNINGAN (MASS) – Komunitas One Day One Surat (ODOS) mengadakan acara buka bersama (bukber) yang berlokasi di Santika Premiere Linggarjati dengan cara yang unik dan berbeda dari biasanya. Alih-alih mengikuti tren tukar hampers Lebaran yang berisi barang-barang komersial, mereka memilih untuk mengganti hampers dengan produk makanan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) khas Kuningan.
Dewi Puspita Sari, anggota ODOS sekaligus praktisi dan UMKM Kuningan sebagai pengurus dari KUCIKU dan Kampus UMKM Kuningan, mengungkapkan bahwa di tengah situasi ekonomi yang sedang kurang stabil, langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
“Jika banyak orang bisa bergerak untuk memberikan hampers dari produk UMKM, maka perputaran roda ekonomi di sekitar kita akan semakin baik. Ini adalah salah satu cara mendukung perekonomian lokal,” ujar Dewi. Jumat, (21/3/2025).
Gerakan ini berawal dari inisiatif sosial yang dilakukan oleh Affeya Group Malaysia. Pada masa pandemi, ribuan Alquran wakaf berhasil disalurkan kepada ibu-ibu pengajian, masjid, dan Taman Pendidikan Alquran (TPA) di seluruh Kuningan, bekerjasama dengan Ustadz Mamat Rahmat, LC. Setelah itu, gerakan ini berkembang dengan terbentuknya grup ODOS yang fokus pada kajian agama, salah satunya melalui program One Day One Surat.
One Day One Surat mengajak anggotanya untuk membaca minimal satu surat Alquran setiap hari, disertai dengan terjemahannya, dan mendiskusikannya di grup WhatsApp berharap kelak bisa meningkat menjadi Odos yaitu one day one juz. Kegiatan ini menjadikan pertemanan ini semakin solid. Walaupun berjauhan karena berbeda kota.
Dilatarbelakangi teman semasa SMP Dewi, Ira, Eva, Nuraeni, Devi, Aam, Susi, Novi, Iis dan yang lainnya beberapa ada yang tidak bisa hadir. Tetapi selalu dekat di grup dan dalam doa. Ada yang berdomisili di Kuningan, Linggarjati, Kramatmulya, Cibingbin, Cilimus, Cirebon, Jakarta, Bekasi, bahkan di Bali.
Karena berjauhan agenda ini berkembang terus menjadi adanya acara reuni tahunan, dan pada tahun ini, mereka memilih selain buka bersama (bukber) juga untuk mengadopsi konsep tukar hampers dengan produk-produk UMKM.
Dewi menambahkan bahwa berbagi di bulan Ramadhan akan lebih bermakna jika dilengkapi dengan produk UMKM lokal.
“Dengan memasukkan produk UMKM ke dalam hampers, selain berbagi kebahagiaan dengan teman-teman, kita juga membantu ekonomi lokal. Ini juga bisa dibilang sebagai bentuk ‘bela negara’ karena turut mendukung pertumbuhan usaha kecil yang ada di sekitar kita,” ujarnya.
Selain acara buka bersama, Dewi juga menekankan bahwa acara ini tetap dilengkapi dengan kajian sharing agama di grup Whatsapp. Meskipun kajian dilakukan dalam waktu singkat sebelum buka bersama, anggota komunitas tetap mengkaji terjemahan Alquran dan berharap dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dewi mengingatkan bahwa momen Ramadhan yang penuh berkah ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kita terus tingkatkan mengaji, mengkaji dan menerapkan Alquran dan sunah dalam keseharian. Tidak ada kata terlambat bagi kita semua terkait umur, kesibukan, dan lain hal.
“Jangan sampai kita terlampau sibuk dengan urusan duniawi sehingga melupakan makna sesungguhnya dari bulan Ramadhan. Ini adalah kesempatan yang belum tentu datang lagi di tahun-tahun mendatang,” kata Dewi.
Harapan Dewi melalui gerakan ini adalah untuk mendorong UMKM Kuningan semakin maju serta mempercepat perkembangan sektor pariwisata lokal.
“Mudah-mudahan dengan adanya inisiatif ini, UMKM Kuningan semakin berkembang dan pariwisata kita juga semakin maju. Semoga sinergi ini bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Kuningan,” pungkas Dewi. (Riyan)
