KUNINGAN (MASS) – Salah satu tokoh nasional, Said Didu, datang menghadiri pengukuhan relawan DPD Anies Kabupaten Kuningan yang digelar di OSG Linggarjati, Sabtu (26/8/2023) siang.
Ia, datang bersama Refly Harun menggunakan Bus (yang dibrending) Anies menemui para relawan serta partai pengusung, untuk deklarasi Anies for Presiden 2024.
Dalam kesempatan itu, Said Didu berorasi di hadapan para relawan. Dengan mengenakan kaus “Manusia Merdeka”, ia yakin yang datang dan mendukung Anies adalah orang yang anti kebohongan.
“Saya pikir orang yang dateng disni orang anti kebohongan,” ujarnya disambut meriah hadirin.
Soal kebohongan, ia kemudian mengatakan statement yang keras soal negara yang dianggapnya kini mulai belok “kesasar”.
“Negara belok agak kesasar dari 2012 saat dunia digegerkan oleh walikota yang membuat kebohongan membuat (memproduksi) mobil Esemka,” kata Said Didu.
Selain itu, Said Didu kemudian mengabsen poin-poin yang jadi kritiknya pada kekuasaan saat ini. Hal yang dibahasnya pertama adalah jalan tol.
Ia mengatakan, jika akses yang terus disediakan adalah komersil, artinya pemerintah sudah menyerah melayani masyarakat.
Seharusnya, yang disediakan pemerintah adalah jalan gratis. Apalagi, tol sendiri dibangun oleh badan usaha (BUMN red), bukan oleh pemerintah. Said Didu heran, dibangun badan usaha tapi seolah diklaim pemerintah. Yang sering meresmikan juga Presiden.
“Hasil pembangunan jalan tol, BUMN bangkrut,” sebutnya.
Poin lainnya, adalah soal pemindahan IKN (Ibu Kota Negara) ke Kalimantan. Dikatakan, IKN sebenarnya tidak pernah muncul dalam visi misi Presiden.
Said Didu menganggap, proyek IKN seolah hanya karena Jakartanya dipimpin Anies Baswedan.
“(Tapi sampai akhir mas) Anies berhenti Gubernur, gak tau ibukota dimana,” ucapnya.
Selanjutnya, Said Didu juga menyoroti Kereta Api Cepat. Ia mengatakan, proyek tersebut seolah hanya “persembahan” karena diputuskan setelah Presiden berkunjung ke Tiongkok.
“Saya tidak tahu apa salahnya warga Jawa Barat hingga dapat hukuman dari rezim.
(Kereta) Parahiyangan ditutup demi Kereta Cepat. Bandara Bandung ditutup demi Kertajati, demi pencitraan,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, proyek itu adalah hal yang tidak masuk akal. Kereta Api Cepat, disebut-sebut baru balik modal sekitar 130tahun lagi.
“Sangat tidak masuk akal, dibikin rugi tapi subsidi. (Kalo) pupuk malah tidak subsidi,” tegasnya sembari disambut sorak relawan.
PR selanjutnya, kata Said Didu, soal tenaga kerja asing (TKA). Warganya banyak yang nganggur, tapi asing yang masuk cukup massif.
Pun begitu dengan program BLT. Said Didu menganalogikan BLT adalah sesuatu (potensi) yang ditarik di awal, dan habis kemudian. BLT, lanjutnya, dibagi dari hutang pemerintah yang tetap dibayar oleh pajak rakyat.
“Sawah digadaikan tetangga, kita diberi sebagian, padahal kita yang bayar,” paparnya. (eki)
Adhika
28 Agustus 2023 at 09:34
Itu mau deklarasi apa mencibir kinerja pemerintah yg seakan akan jelek dimata itu orang. Anehh !!
Deklarasi ya deklarasi paparkan visi misi capres yg anda usung bukan malah seolah menggiring opini yg seakan dipandang tidak baik