KUNINGAN (MASS) – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kuningan menggelar Seminar Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan tema “Pentingnya Penerapan Desain Stasiun Kerja dalam Upaya Penanganan Gangguan Muskuloskeletal Disorders (MSDs)” pada akhir bulan lalu.
Kegiatan yang digelar melalui Zoom Meeting & Streaming YouTube itu, diikuti oleh 252 peserta baik itu mahasiswa maupun umum. Acara sendiri, dibuka secara resmi oleh Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Fitri Kurnia Rahim SKM MPHM.
Kegiatan sendiri, dilakukan dengan pemaparan hasil studi kasus mengenai “Gambaran Postur Kerja dan Desain Stasiun Kerja Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Konveksi di Kec Cikijing Kab Majalengka Tahun 2022” oleh mahasiswa.
Setelah itu, dipaparkan juga materi “Desain Stasiun Kerja dan Postur Kerja Ergonomi” oleh Tarwaka PGDip Sc M Erg selaku dosen, Konsultan dan penulis buku K3 Ergonomi. Kegiatan dilanjut dengan pemaparan “Penanganan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Akibat Kerja” oleh dr Novvini M Suaebo MKKK, praktisi K3 RS dan Kepala Bagian PPJK RSUD Karsa Husada Batu.
Setelah pemaparan materi dari paranarasumber, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab.
Berdasarkan hasil seminar tersebut diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara desain tempat kerja dan postur tubuh ketika bekerja dengan terjadinya Work Related MSDs pada pekerja. Suatu desain dikatakan ergonomi jika, antropometris, fisiologi, psikologis, dan bio mekanis nya kompatibel dengan penggunanya/user oriented.
Kasus terbanyak pekerja mengalami
1. De Quervain Syndrom
2. Carpal Turnel Syndrom
3. Cervical Root Syndrom
4. Rotator Cuff
5. Frozen Shoulder
6. Low Back Pain
Kedua narasumber pun membahas mengenai cara penanganan dari kasus-kasus tersebut agar tidak terjadi lagi kepada para pekerja.
Berikut sekilas poin yang ditanyakan peserta diskusi :
Penanya Adi Hapandi : Ketika para pekerja memiliki mata minus, apakah dapat mempengaruhi terjadinya perubahan postur tubuh saat bekerja dan akan terserang penyakit low back pain? Jika iya, seberapa lama dapat mempengaruhi terjadinya perubahan postur tubuh dan penyakit low back pain?
Jawaban Tarwaka:
– Mata minus itu penyakit individu, untuk mengobati mata minus tersebut pekerja harus menggunakan kacamata minus.
– Perubahan postur tubuh bukan dikarenakan karena mata minus, tetapi desain stasiun pekerja tersebut tidak macing dengan antropometri, penempatan tata letak objek di luar power zoom atau jauh dari 5E1
– Dapat disimpulkan bahwa, mata minus tidak mempengaruhi perubahan postur tubuh, tetapi terjadi karena jenis postur yang berulang-ulang dan cukup lama.
Penanya Karina Anjani : Apakah seseorang yang mengalami gangguan muskuloskeletal dibenarkan jika melakukan teknik pijat secara mandiri dengan harapan mengurangi rasa nyeri sebelum pergi ke dokter atau pemeriksaan lanjutan?
Jawaban dr Novvini:
– Orang yang mengalami keluhan MSDs ketika melakukan pijat hanya melakukan teknik pijatan sampai pada super visial saja
– Teknik yang dilakukan hanya teknik untuk relaksasi
– Ketika keluhan yang dirasakan baru sedikit, maka bisa dilakukan dengan cara mengompres dirumah dengan menggunakan air hangat. (eki)