KUNINGAN (MASS) – Setelah dua tahun, Ikatan Pelajar dan Pemuda Mahasiswa Kuningan (IPPMK) kembali menggelar debat kandidat calon ketua umum sebagai bagian dari rangkaian regenerasi kepengurusan, (16/4/2025). Debat ini menjadi wadah bagi para calon untuk menyampaikan visi, misi, serta gagasan mereka terkait masa depan IPPMK.
Turut hadir 2 panelis yang merupakan senior IPPMK. Dr. Tendi , S. Pd., S.T., M. Hum. juga Ali Nur Alizen, S. Hum yang menguji secara langsung 2 calon ketua umum IPPMK, yaitu nomor urut 01 Muhammad Imam Bahaudin dan nomor urut 02 Nada Nurafifah
Kedua calon menunjukkan antusiasme tinggi serta menyampaikan berbagai pemikiran strategis untuk membawa IPPMK menjadi organisasi yang lebih aktif, progresif, dan kekeluargaan. Berikut hasil debat calon 2 kandidat.
Soal Visi dan Misi
Calon nomor urut 01 Imam Baha menyampaikan visinya untuk mewujudkan IPPMK sebagai organisasi yang reaktual dalam membangun mahasiswa Kuningan yang aktif dan progresif di perantauan. Sementara, Calon 02 Nada menekankan pendekatan kekeluargaan dalam membangun IPPMK, dengan merangkul seluruh anggota untuk bersama-sama memajukan organisasi.
Isu Finansial
Keduanya ditanya mengenai strategi pendanaan, Imam mengusulkan kolaborasi dengan instansi pemerintah dan lembaga lain, serta memperluas jejaring sebagai upaya meningkatkan kondisi finansial organisasi. Sementara Nada menawarkan pendekatan berbasis iuran anggota (swadaya) sebagai bentuk tabungan internal, di samping menjalin kerja sama dengan sponsor dan media partner.
Nilai-nilai Organisasi
Calon nomor urut 01, Imam mengangkat nilai kekeluargaan dan kepemimpinan (leadership) sebagai pilar utama dalam membentuk kenyamanan dan kerjasama dalam organisasi. Calon 02, Nada menjunjung nilai komitmen dan kerja sama antaranggota, dengan menekankan pentingnya komunikasi dan keterlibatan aktif semua pihak.
Upaya Literasi di Pedesaan
Dalam isu literasi, Imam mencetuskan program “Lihai Literasi”, yaitu upaya meningkatkan budaya membaca dari internal IPPMK yang kemudian disebarkan ke masyarakat dan dipublikasikan dalam bentuk press release. Nada mengusulkan kegiatan membaca buku berbasis polling sebagai cara meningkatkan minat baca secara partisipatif.
Menyikapi Kegagalan Organisasi
Imam memilih aktif beradaptasi dalam organisasi lain sebagai bentuk upaya belajar dari pengalaman. Sementara, Nada Menanggapi pertanyaan reflektif dengan menyatakan pentingnya membuka ruang komunikasi personal sebagai cara bangkit dari kegagalan organisasi.
Identitas Budaya di Perantauan
Imam menekankan pentingnya penguatan budaya melalui internal bonding antar anggota. Nada mengajak untuk kembali ke penggunaan basa indung (bahasa ibu) sebagai bentuk pelestarian budaya di tanah rantau.
Isu Strategis IPPMK dan Kuningan
Dalam sesi penutup, para calon ditantang untuk mengidentifikasi tiga masalah utama di IPPMK dan Kuningan serta solusi yang ditawarkan melalui visi, misi, dan program kerja mereka.
Debat kandidat calon Ketua Umum IPPMK 2025 memperlihatkan semangat dan optimisme yang tinggi dari kedua calon. Masing-masing membawa pendekatan yang berbeda. Imam Baha dengan fokus pada reaktualisasi organisasi dan penguatan literasi, serta Nada Nurafifah dengan pendekatan kekeluargaan dan pelestarian budaya. Keduanya menawarkan solusi terhadap isu-isu strategis seperti pendanaan, kegagalan organisasi, dan pelibatan anggota dalam kegiatan literatif. (eki)
