KUNINGAN (MASS)- Dan bersyukur dari keluarga kita menjadi bagian di dalamnya. Dari beberapa hari yang lalu sudah selalu dibicarakan, niat yang kuat untuk hadir bisa dirasakan dari pembicaraan suami ketika menceritakan kenangan-kenangan tentang 212.
Sebagai istri sedikitpun gak tega untuk bilang jangan, paling protes dikit karena ga diajak he.he. Kalaupun diajak tiga bocilnya mau dikemanakan, yaaah begitulah balada emak-emak (eits malah curcol…).
Datang kesana dengan urunan untuk transport bukan sebaliknya seperti disampaikan media yang tidak tau sumbernya darimana, mendapatkan ‘amplop’ dari panitia. Bayangkan jutaan manusia kumpul disana, partai atau organisasi mana yang sanggup membiayainya?
Ternyata ini adalah bukti nyata bahwa uang bukan segala-galanya, keimanan dan ukhuwah Islamiyah yang mampu menggerakkan hati-hati untuk berhimpun dalam naungan cinta-Nya.
Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu, berhimpun dalam naungan cinta-Mu bertemu dalam ketaatan bersatu dalam perjuangan menegakkan syariat dalam kehidupan
Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami
….. (Izzatul Islam)
Ini adalah persoalan kerinduan yang hendak diluapkan, rindu akan saudara seiman dengan semangat yang sama. Dan rasa rindu ini tidak akan dimengerti oleh mereka yang tidak memiliki hati yang sama.
Tidak semua dapat dilogikakan apalagi diuangkan, ada ruang-ruang yang hanya dicapai oleh hati dan tidak dapat dijabarkan bahkan dengan kata-kata. Bertemu satu sama lain yang belum kenal sebelumnya tapi sudah mau mendahulukan kepentingan orang lain adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah Islamiyah.
Adakah manusia yang bisa membayar untuk menanamkan nilai itu dalam diri seseorang?***
penulis: Nourma Nurjanah SKM