KUNINGAN (MASS) – Bahwa sesungguhnya dalam pembahasan menyoal ilmu pengetahuan dan teknologi berkaitan dengan Al-Quran, pendapat saya (hanya berpendapat, boleh dikritisi) posisinya seperti ini :
1. Bahwa Al-Quran adalah ayat-ayat/wahyu Allah SWT yg pasti/mutlak kebenarannya. Bentuknya tertulis, jumlahnya pasti. Bersifat abadi. Terjaga kesuciannya sampai akhir zaman.
Pemahaman manusia terhadap Al-Quran melahirkan ilmu pengetahuan.
2. Manusia dan alam semesta selaku makhluk ciptaan Allah Arrahmaani Arrahiimi dilengkapi dengan ayat-ayat Allah yg tidak tertulis (Kauniyah).
Pada keduanya berlaku hukum-hukum Allah yang pasti.
Pemahaman manusia terhadap hukum-hukum yang berlaku pada manusia dan alam semesta melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) or science and technology.
3. Karena hukum-hukum yang tertulis (Al-Quran) dan yang tidak tertulis (Kauniyah) bersumber dari Allah, untuk itu diantara keduanya akan saling membenarkan, saling memperkuat dan harmonis.
Keduanya saling melengkapi, saling menyempurnakan.
Tidak ada perbedaan diantara keduanya.
4. Apabila terdapat perbedaan diantara Al-Quran dan ayat-ayat Kauniyah, maka sumbernya terletak pada keterbatasan dan kelemahan manusia.
Hal itu disebabkan, antara lain:
▪Bisa jadi dia benar dalam memahami Al-Quran tetapi keliru dalam memahami ayat Kauniyah.
▪Bisa jadi dia benar memahami ayat Kauniyah tetapi keliru dalam memahami Al-Quran.
▪Bisa jadi dia keliru dalam memahami Al-Quran dan keliru pula dalam memahami ayat Kauniyah. Paling tragis tentu bagi yg tidak percaya kepada kebenaran Al-Qur’an, apalagi memahami ayat ayat kauniyah ! Lebih menyedihkan lagi KTP “NYA” ISLAM ! Apa ada yang begitu ? Semoga TIDAK ADA !
Sekiranya manusia benar dalam memahami Al-Quran dan benar dalam memahami ayat-ayat Kauniyah maka kebenaran Al-Quran akan semakin terbukti dan nyata melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Inilah salah satu jalan para ilmuwan non muslim akhirnya masuk Islam.
5. Hukum umum yang berlaku, semakin maju iptek, semakin menuntut kejujuran, keterbukaan, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab dari manusia. Inilah nilai-nilai yg diajarkan Allah SWT dalam Al-Qur’an.
Kemajuan iptek “memaksa” manusia untuk menjadi manusia “unggul”, manusia paripurna alias insan kamil or the best among the best.
Jejak Digital
Dalam surat al Zalzalah berikut ini, Allah SWT mengingatkan tentang tapak-tapak atau jejak-jejak kehidupan kita yang dalam dunia digital disebut jejak-jejak digital…
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Al-Zalzalah : 7
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
“Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Al-Zalzalah : 8
Dalam iman Islam, kita mempercayai para Malaikat yang mencatat secara akurat jejak-jejak kehidupan kita.
Sampai-sampai, niat baik saja sudah dicatat oleh para Malaikat sebagai sebuah kebaikan.
Sedangkan di dalam dunia iptek, jejak-jejak kehidupan kita juga tercatat dengan baik (di pengadilan Tipikor, KPK seringkali mendemonstrasikan jejak-jejak digital ini).
Akan tetapi, sampai semaju apapun iptek, niat (gerentes hatè) kita, tidak dapat dicatat.
Niat baik dan buruk dari manusia bukan wilayah iptek, tetapi wilayah kewenangan Malaikat.
Oleh karena itu, apabila di dunia saja, iptek telah dapat memberikan bukti nyata tentang jejak-jejak digital dalam kehidupan kita, apalagi jejak-jejak kehidupan kita yang dicatat oleh para Malaikat.
(Kepada yang tidak percaya adanya Allah SWT, tidak percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an, tidak percaya adanya Malaikat dan alam akhirat : SILAHKAN… CUEK SAJA, KAGAK PERLU REPOT ! OKE ?) Bisa ditambahkan kepada orang yang hidupnya diperbudak kehati hatian, dilengkapi curiga dan buruk sangka, menganggap orang yang NIAT BAIK dan sudah dibuktikan niat baiknya, tetapi tetap buruk sangka dipelihara dengan ungkapan, : KITA HARUS HATI HATI, jangan sampai dirusak EKSISTENSI KITA, LEMBAGA KITA : Oleh DIA! Dst!
Untuk selanjutnya,
Sekiranya manusia menyadari hal ini, maka kita semua akan semakin jujur, terbuka dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan keseharian kita…’HATI HATI MEMANG PERLU, TETAPI DIPERBUDAK KEHATI HATIAN ADALAH KELIRU, didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang diemban di pundak kita…..Jangan biarkan sifat buruk sangka itu ! andai sifat itu tetap dipelihara, orang baik menjadi buruk ! Orang buruk menjadi baik ! Jangan sampai itu terjadi, terlebih diri kita yang punya tanggung jawab didalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara di wilayah kehormatan ‘NKRI ”
Insya Allah………. Allahu Akbar………………………..
Hadanallahu Waiyyakun Ajma’in
Awang Dadang Hermawan : Ketua DPC PBB Kab. Kuningan – Jabar :19530430 TITIK