KUNINGAN (MASS) – Hari ibu merupakan salah satu momentum merefleksikan rasa cinta kasih seorang anak kepada ibunya. Meskipun sesungguhnya hal tersebut bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Ada sebagian orang merayakan hari ibu dengan cara memberikan kado, mengajak jalan-jalan, atau hanya sekedar makan bersama. Hal demikian sah saja dilakukan sebagai ekspresi kesyukuran dan cara memberikan kebahagiaan kepada ibu. Namun sebetulnya hal tersebut adalah bukanlah keinginan atau tuntutan seorang ibu kepada anaknya. Karena kebahagiaan seorang ibu terletak pada senyuman anak-anaknya.
Setiap anak memiliki keinginan untuk membahagiakan kedua orangtuanya terutama ibunya. Bahkan hampir semua orang ketika ditanya tentang cita-citanya, maka terselip disana jawaban yaitu ingin membahagiakan kedua orangtuanya terutama ibunya.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin memberikan penjelasan sekaligus mengajak mengenai cara memberikan kebahagiaan kepada orangtua, terutama ibu.
- Memiliki keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu.
Ini adalah pertama sekaligus fundamental. Karena keinginan inilah yang menjadi dorongan atau motivasi seseorang melakukan aktivitas dan perjuangannya. Sehingga setiap langkahnya akan dibersamai dengan keinginan membahagiakan ibu. Sehingga sekecil apapun yang ia dapatkan akan teringat dengan ibu. Sehingga tidak ada satupun kebahagiaan yang ia dapatkan kecuali ia ingat kepada ibunya.
Tanpa ada keinginan atau cita-cita tersebut, mustahil bagi seseorang dapat membahagiakan ibu. Keinginan atau cita-cita ini adalah bagaikan titik strat seseorang. Maka harus mulai dari sini. Seseorang yang memiliki keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu saja kadang diperjalanannya ia lupa, apalagi seseorang yang dalam dirinya tidak ada keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu.
- Mengkongkritkan keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu.
Banyak dari kita memiliki keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu, namun tidak kongkrit. Ketika ditanya, apa cita-cita anda? Cita-cita saya ingin membahagiakan kedua orangtua terutama ibu. Jawaba ini terlalu global, sehingga menjadi keinginan yang abstrak. Sehingga ketika ditanya lebih lanjut, dengan cara apa anda membahagiakan kedua orangtua terutama ibu? Maka nyaris tidak punya jawaban.
Maka setelah kita memiliki keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu, selanjutnya mengkongkritkan keinginan atau cita-cita tersebut. Sebagai contoh, saya ingin membahagiakan ibu dengan cara memberikannya tempat tinggal yang nyaman, atau saya ingin membahagiakan ibu dengan cara menggandeng tangannya menuju baitullah. Inilah kongkrit.
Hasil kajian penulis, ada perbedaan antara orang yang memiliki keinginan yang kongkrit dengan yang tidak kongkrit. Yaitu seorang yang memiliki keinginan atau cita-cita yang kongkrit sebagian besar keinginan atau cita-cita itu tercapai. Sebagai contoh, Ustadz Adi Hidayat memiliki keinginan yang kongkrit dalam membahagiakan ibunya, yaitu salah satunya ingin memakaikan kain ihram untuk ibunya. Dan keinginan itu terealisasi.
Maka langkah selanjutnya adalah Kongkritkan keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu!
- Ikhtiarkan dengan penuh keikhlasan.
Setelah keinginan atau cita-cita itu ada dan kongkrit, maka langkah selanjutnya adalah mengikhtiarkannya dengan penuh keikhlasan.
Ikhtiar bukan satu-satunya sumber terealisasinya keinginan atau cita-cita. Melainkan ikhtiar adalah salah satu syarat terealisasinya keinginan atau cita-cita. Artinya, ketika kita berusaha/ berikhtiar maka jangan pernah berpikir bahwa usaha/ ikhtiar itulah yang menjadi satu-satunya sumber cita-cita tercapai. Karena nyatanya, banyak yang tercapai cita-citanya bukan karena ikhtiar atau usahanya. Namun ikhtiar atau usaha merupakan salah satu syarat (sebab) cita-cita tercapai.
Sebagai contoh, seseorang menabung setiap hari untuk naik haji. Namun diperjalanan tabungan tersebut harus dipakai untuk menolong tetangganya yang sakit untuk dioperasi. Setelah uang tabungan tersebut terpakai untuk membantu tetangganya, dengan tanpa diduga mendapatkan tiket gratis untuk berangkat haji.
Maka dari contoh kasus tersebut, ikhtiar atau usaha bukanlah satu-satunya sumber terealisasi keinginan dan cita-cita. Namun ikhtiar atau usaha merupakan salah satu syarat terealisasinya keinginan atau cita-cita.
Oleh karenanya, ikhtiarkan dengan penuh keikhlasan keinginan atau cita-cita membahagiakan ibu. Lalu biarkan Allah dengan caranya merealisasikan cita-cita itu.***
Ade Zezen MZM (Ketua KAMMI Kuningan)