KUNINGAN (MASS) – Salah satu calon Direktur PAM Tirta Kamuning yang tengah mengikuti seleksi, Erwin Jaya Zuchri ST, angkat bicara kala diwawancara soal target-target PAM kedepan, termasuk soal PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Hal itu, diucapkan Erwin Jaya, di tengah rangkaian Uji Kompetensi dan Kelayakan yang tengah digelar.
“Biasa aja, saya hanya mengikuti. Karena itu bukan yang pertama, saya ditest sering ngetest sering,” jawab lelaki yang pernah menjabat Dirut PDAM di Jambi tersebut, kala ditanya soal rasanya mengikuti test.
Ia menjelaskan, pada intinya ia suka tantangan. Erwin mengaku melihat ada sesuatu yang menarik yang bisa di create lebih baik di PAM Tirta Kamuning.
“Sudah baik, tapi punya potensi lebih baik. Potensinya banyak, salah satunya resource air baku. Banyak kesulitan di banyak daerah itu air baku. Kuningan kayaknya tidak akan kesulitan air baku. (Bahkan) Ketika ada kesulitan pelayanan (pada pelanggan di Kuningan) itu bukan karena kesulitan air baku,” tuturnya.
Ia mengaku, PDAM sebagai lembaga pasti baik apalagi tujuannya melayani kebutuhan utama masyarakat, hajat orang banyak.
“(Tapi apakah sudah baik bekerjanya?) Kalo soal menejemen itu urusan lain, harus dilihat semaksimal mungkin,” tuturnya.
Disinggung soal PAD, ia mengatakan sah-sah saja kalo Pemda menargetkan PAD dari BUMD. Tapi, ia kemudian bercerita bagaimana posisioning PDAM di tengah masyarakat.
Ia menegaskan, PAD bukanlah sesuatu yang wajib. Justru, sebagai perusahaan plat merah, yang wajib adalah pelayanan yang baik. Bisa tidak menjangkau dan melayani warganya sesuai titah Undang-undang. Karena, kalau PAD saja, nantinya tetap diberikan ke PAM sebagai modal sarana prasarna.
“Masuk kantong kiri keluar kanan. (Contoh) PAM setor 1 Milyar, tapi minta penyertaan modal 5 Milyar, artinya tekor dong Pemda. (Padahal) Dengan Pemda tidak mengeluarkan 5 Milyar, Pemda bisa mengeluarkan uang untuk yang lain. Jangan-jangan itu untuk pembangunan sekolah,” tuturnya sembari menegaskan lebih baik tidak setor PAD, tapi bisa mandiri pengembangan dan pelayanannya,
Ia mengatakan, jika PAM Tirta Kamuning butuh penyertaan modal uang, harus nyari ke Pusat, dan itulah tugas direktur. Erwin menegaskan, tugas direktur itu yang nomer satu nyari investor.
Namun kala ditanya soal meningkatkan PAD, Erwin punya jawaban yang mantap. Menurutnya, perusahaan kan bisa berhitung. Perusahaan punya produk, jumlah dan terjualnya berapa, tentu ada hasil yang terhitung.
Kecuali, lanjutnya, yang dihasilkan tidak sesuai hitungan tentu harus dipertanyakan.
“PAM untuk dapat duit cuman 3 syaratnya: Pelangan banyak, pelanggan make airnya banyak, harga jualnya diatas produksi,” ungkapnya.
Dan untuk mencapai 3 hal itu, kata Erwin, Pemerintah Pusat memberi amanat ke Pemda agar menjadikan PAM melaksanakan 4K.
“Kualitas, airnya memenuhi departemen kesehatan. Kuantitas yang cukup (ada minimum distribusi yang harus ditembus),” ujarnya.
Kemudian, ada Kontinuitas dimana pelayanan setiap hari, jangan sehari ngalir kemudian berapa hari tidak ngalir. Poin keempatadalah Keterjangkauan. Dimana harga yang ditetapkan PAM tidak sampai memberatkan pelanggan.
“Karena meski bisnis (PAM ini) tidak pure bisnis, tapi pemenuhan hajat orang banyak,” ujarnya.
Bahkan, ia mengatakan kalo harga masih dirasa kemahalan, pemerintah daerah pun bisa memberikan subsidi untuk pelanggan PAM.
“Kalo pelayanannya baik, 4K ini konsistem, orang berlomba jadi pelanggan. Karena PDAM punya brand,” tuturnya.
Ia bahkan mencontohkan, saat ada ornag menjual rumah, harga NJOP-nya akan berbeda antara yang punya fasilitas termasuk PAM, dan yang tidak. Ia menegaskan, PAM ini sudah punya brand. (eki/deden)