KUNINGAN (MASS) – Logo Hari Jadi Kuningan yang ke 522 juga menuai reaksi dari kalangan mahasiswa. Apalagi, pembuatan logo ini sama sekali tidak melibatkan unsur masyarakat karena tidak adanya lomba dan kegiatan hari jadi seperti tahun sebelumnya.
Salah satu yang bersuara adalah Ipad Padlan Al’Munawar, mahasiswa asal Citiusari Kuningan yang kini mengemban studi Komunikasi Penyiaran Islam di Bunga Bangsa Cirebon.
Dirinya mengomentari pembuatan yang singkat serta respectnya atas reaksi para designer visual.
“Menurut saya sih mengurangi kekhidmatan hari jadi, karena meskipun hanya sebuah logo apalagi dalam masa pandemi ini, harus ada arti dan harapan dari sebuah logo, seperti contohnya logo 75 agustus yang menggambarkan tameng, menandakan bahwa Indonesia kuat pasti bisa melawan covid,” tuturnya panjang lebar Rabu (26/8/2020) malam.
Selain itu Ipad menilai tidak dilombakannya logo justru sebuah kekeliruan.
“Gak ada perayaan, atuh rame-rame ku bikin logona,” cetusnya.
Jikapun ini adalah bentuk penghematan, Ipad menilai tidak tepat. Dirinya turut mengiyakan ketidaktepatan penghematan tersebut, ketika diperbandingkan dengan seringnya study banding anggota DPRD, yang sama-sama menggunakan APBD.
Pendapat serupa juga diutarakan, M Ramadhan Mahasiswa STIS HK. Menurutnya, sebagai orang awam yang tidak memiliki basic design, proses pembuatan logo yang membawa nama baik Kuningan tentu membutuhkan proses perenungan yang mendalam karena perlu adanya filosofi yang kuat dari logo tersebut.
“Jadi masyarakat melihat pun paham akan makna dari logo tersebut, kalau pembuatan logonya saja dibuat singkat berarti terkesan tergesa- gesa dan tak ada makna dari logo,” imbuhnya. (eki)