KUNINGAN (MASS) – Pengalaman berorganisasi dan beberapa raihan penghargaan menjadi bekal H Uba Subari melaju ke ranah politik. Selain itu, panggilan menjadi calon legislator pun menjadi daya tarik tersendiri baginya untuk mengikuti kontestasi pada pemilu tahun ini.
Nomor urut 12 di daerah pemilihan tiga yang meliputi Kecamatan Ciawigebang, Kalimanggis, Maleber, Lebakwangi dan Cipicung, dirinya siap bersaing dengan para caleg lainnya. Keinginan menduduki kursi wakil rakyat lebih pada panggilan hati untuk turut berperanserta dalam pembangunan Kuningan, terutama dalam mewujudkan aspirasi rakyat.
“Disini kita berfungsi sebagai jembatan penghubung dengan pemerintah (eksekutif) supaya apa yang diinginkan rakyat, masalah yang tengah menimpa rakyat dan problem-problem lainnya yang menyangkut kepentingan rakyat, kita harus bisa memperjuangkannya,” tekad ayah dari tiga putra ini.
Berbicara pengalaman, Uba yang terakhir dipercaya sebagai Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Kuningan ini, tentu sangat mengenal karakter masyarakat. Mengelola badan zakat bukan hal yang mudah, apalagi saat mengajak masyarakat sadar kewajibannya dalam berzakat. Begitu pula dalam menyalurkan zakat harus sesuai dengan syariat dan tepat sasaran.
Kepiawaiannya dibuktikan dengan raihan dua penghargaan, yaitu Baznas Award 2015 kategori penggunaan Sistem Informasi Manajemen Baznas (SIMBA), dan Baznas Jabar Award 2018 kategori penghimpunan ZIS terbaik.
“Waktu di Baznas, yang saya inginkan tidak muluk-muluk, hanya ingin mengajak rakyat sadar zakat dan mengelolanya dengan baik, benar dan tepat sasaran,” ujar pria yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Ternyata tidak sekadar Ketua Baznas dua periode, Uba ini sosok pengusaha sukses dan dipercaya sebagai ketua Gapensi periode 2006-2016, dan ketua Kadin periode 2014-2019. Pengalaman organisasi tersebut bisa dijadikan bekal dalam mengawal fungsi legislasi, pengawasan dan budgeting (penganggaran).
Berbicara Kuningan menurut suami dari Hj Een Suheni ini menjelaskan, masih banyak sektor yang butuh perhatian serius dari pemerintah (eksekutif-legislatif), diantaranya sektor pertanian. Di Kabupaten Kuningan sebenarnya pertanian cukup berpotensi, cukup menjanjikan untuk dijadikan sebagai lahan produktif dalam mendongkrak ekonomi kerakyatan dan ekonomi produktif, namun semua pihak belum sinergis dalam mewujudkannya.
Begitu pula halnya wisata. Kuningan selalu menjagokan sektor wisata sebagai salah satu andalan pendapatan daerahnya, namun sampai saat ini sektor tersebut belum digali secara maksimal. Pemerintahnya, baik eksekutif dan legislatif masih setengah hati untuk mencurahkan inovasinya terhadap wisata.
“Padahal jika semua difokuskan, termasuk dalam hal anggarannya, saya yakin wisata di Kuningan benar-benar menjadi primadonanya para wisatawan dari berbagai penjuru,” tandas Uba. (deden/rl)