KUNINGAN (MASS) – Pada hari terakhir kampanye, Sabtu (23/6/2018), Paslon Dudy-Udin menjelaskan tentang program pengurangan pengangguran dan pengembangan kebudayaan. Berdasarkan data BPS 2017, angka pengangguran terbuka di Kuningan mencapai 7,49% atau sekitar 35 ribu orang.
Dengan menggenjot sektor pariwisata dan pertanian di akhir tahun 2023 Dudy dan Udin berharap pengangguran bisa ditekan paling sedikit 5.000 atau paling banyak 10.000 orang.
“Asumsi jumlah tersebut didasarkan pada penyerapan sektor kerja informal dari pertanian dan pariwisata melalui program GAPURA (Gerakan Pemuda Juara Wirausaha), GRAPARI (Gerakan Pemuda Andil Pariwisata), GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Pertanian), dan GARUDA (Gerakan Wirausaha Desa),” ungkap Cabupnya, H Dudy Pamuji.
Untuk GAPURA, kata dia, dilakukan mulai dari pembentukan kelompok usaha berbadan hukum, pelatihan kewirausahaan dan digital marketing, pemberian modal kerja, dan pendampingan.
Sedangkan GRAPARI dilakukan melalui pendekatan komunitas kreatif anak muda untuk pengembangan ide kreatif jasa usaha pariwisata.
“Lalu Untuk GEMPITA dilakukan melalui pelaksanaan sekolah tani bagi pemuda desa, pemberian modal kerja dan pendampingan usaha tani serta pemasaran pascapanen. Dan GARUDA dilakukan melalui optimalisasi BUMDES melalui program SADESA SASAUNG (Satu Desa Satu Unggulan),” bebernya.
Sumber permodalan, kata Dudy, bisa bantuan dari APBD, pemanfaatan CSR atau pihak ketiga melalui kerjasama saling menguntungkan.
Sementara, kaitan dengan upaya pengembangan dan pemeliharaan kebudayaan, paslon nomor 2 ini memiliki beberapa konsep. “Dalam jangka pendek, kita ingin melaksanakan upaya pembinaan dan pemeliharaan kesenian tradisional sebagai pelaksanaan Perda yang sudah ada,” ujarnya.
Pengembangan kawasan wisata terpadu, menurut Dudy, menjadi salah satu media ekspresinya dimana dalam satu objek wisata terintegrasi antara pengembangan kawasan kulinernya, penampilan kesenian tradiosionalnya serta penyediaan produk seni kerajinan rakyat (pasar seni).
“Ini adalah upaya dalam rangka memberi apresiasi kepada para seniman untuk menampilkan karyanya dan memberi kesempatan untuk memiliki akses yang lebih luas untuk berkembang,” ungkapnya.
Program lain adalah revitalisasi Dewan Kesenian Kuningan serta pembangunan Gedung Kesenian yang lebih representatif dari yang ada saat ini. Ia melihat kebutuhan gedung kesenian ini sudah sangat mendesak karena menjadi tempat strategis bagi ekspresi kebudayaan melalui pentas seni.
“Pemeliharaan situs-situs kebudayaan yang ada di Kuningan saat ini yang belum digarap optimal seperti situs megalitikum Cipari, dll. Tentu pengembangan kepariwisataan ini tidak terlepas dari pengembangan strategi kebudayaan,” kata Dudy. (deden/rl)