KUNINGAN (MASS) – Saat ditanya apakah aksi nilai tukar rupiah yang dilancarkan mahasiswa KAMMI Kuningan ditunggangi, Muhammad Irgan, membantahnya. Bidang Kebijakan Publik KAMMI Kuningan itu menegaskan organisasinya independen.
“Saya tekankan KAMMI adalah organ ekstra parlementer sesuai dengan AD/ART dan juga visi misi. Ketika itu dianggap isu politik, terserah. Itu bagian dari politisnya masing-masing,” tegasnya kepada para awak media usai aksi.
Persaingan parpol atau anggapan KAMMI ditunggangi kepentingan pemilu 2019, ia mempersilakan. “Kita tahu politisi itu bahasanya ya politis. Biarkan mereka bersaing dengan partai oposisi atau koalisi. Ketika itu dianggap isu politis, ya itu anggapan mereka,” tandas dia.
Yang jelas, sambung Irgan, KAMMI independen yang merupakan organ ekstra parlementer. KAMMI mengangkat isu nilai tukar rupiah yang memang sudah bergejolak. Kenyataannya, dari target ekonomi 7-8 persen, sekarang masih dibawah 6 persen.
“Sedangkan pemerintahan sekarang itu tinggal satu tahun setengah lagi. Nah kami mahasiswa dari KAMMI ingin mengingatkan hal itu,” tukasnya. (deden)
