KUNINGAN (Mass) – Pasca Pilkada DKI Jakarta yang dimenangkan pasangan Anies-Sandi, diprediksi kuat berefek kepada konstelasi politik di daerah. Di Kuningan sendiri, Ahok Effect tersebut memungkinkan PDIP tidak akan ngotot untuk mengusung satu paket pasangan.
“Meskipun sekarang banyak kader PDIP yang siap dipasangkan tapi prediksi saya sih PDIP tidak akan memaksakan diri untuk mengusung satu paket. Padahal dari jumlah kursi, PDIP satu-satunya partai yang bisa mengusung satu paket,” ujar salah seorang pemerhati sosial politik, Adi Rahmat Hidayat, Jumat (5/5/2017).
Hitungannya, pada pilkada 2018 nanti hanya akan ada 3 pasangan calon. Mereka diusung oleh tiga bangunan koalisi partai. Adi membaca, tiga bangunan koalisi tersebut salah satunya PDIP-NasDem-PKB. Hanya saja dirinya belum berani menyebutkan sosok figur sejak dini.
“PDIP 10 kursi, NasDem 3 kursi dan PKB 5 kursi, jadi total 18 kursi,” sebutnya.
Poros kedua, Adi melihat akan terjalin koalisi antara Partai Demokrat dan Partai Golkar. Koalisi ini pernah terjadi pada pilkada 2013 yang melahirkan pasangan Rochmat. Jumlah kursi yang dimiliki sebanyak 12 buah (Golkar 7 dan Demokrat 5).
Sedangkan poros terakhir kemungkinan terdiri dari 4 parpol. Peranan koalisi ini dipegang PAN, Gerindra, PKS dan PPP. Jika melihat jumlah kursi, koalisi ini paling gemuk sebanyak 20 kursi.
“Tapi ini baru itung-itungan mentah, konsfigurasi hasil turunan dari Ahok Effect. Dalam setahun ke depan tentu akan terjadi dinamika,” ucap Adi.
Kaitan dengan itu, Bupati H Acep Purnama MH sempat dimintai tanggapannya oleh kuninganmass.com. Terutama menyangkut optimismenya dalam merebut rekomendasi DPP untuk calon bupati. Sayang, mantan ketua DPC PDIP Kuningan tiga periode ini hanya memberikan jawaban singkat.
“Kami serahkan pada mekanisme partai yang sekarang sedang berproses,” kata Acep saat menghadiri hajatan di Kelurahan Awirarangan Jumat (5/5/2017) sore. (deden)