KUNINGAN (MASS) – Kapolres Kuningan AKBP Willy Andrian S IK mengungkap hasil otopsi terhadap korban remaja SMP yang ditemukan tewas di area pemakaman Cirendang – Kuningan, Jumat (8/3/2025).
Mulanya, Kapolres membenarkan sebelumnya memang ada perang sarung antar RT di Cirendang. Pihak yang kalah (kemungkinan termasuk korban), melarikan diri karena kurang jumlah massa.
Pasca menerangkan itu, Kapolres juga mengaku pihaknya terus melakukan serangkaian penyelidikan, bahkan sudah melakukan otopsi pada jasad almarhum.
“Hasil otopsi memang ada luka di dahi, ada luka lecet di pipi, ada luka di lengan, tapi hasil keterangan dari dokter forensik bahwa itu tidak menyebabkan kematian,” jelas Kapolres.
Masih mengutip keterangan dokter forensik, Kapolres juga menyampaikan bahwa tidak ada luka memar di wajah dan kepala korban.
“Korban ini, almarhum ini tidak meninggal dalam keadaan dianiaya. Mungkin, korban ini pas pada waktu melarikan diri, terjatuh, sehingga langsung si korban ini meninggal dunia,” terangnya.
Pihaknya mengaku masih melakukan pendalaman. Kepolisian juga melakukan pemeriksaan terhadap rekan korban, anak di bawah umur dengan koordinasi PPA, serta pendampingan orang tua dan para pihak. Total yang sudah diperiksa sekitar 20 anak.
Saat ditanya soal video yang viral saat korban ditemukan dalam keadaan luka, Kapolres kembali mengutip keterangan forensik, lukanya tidak sampai menyebabkan kematian. Luka itu bisa saja berasal karena korban jatuh, dan lecet dari perang sarung. Justru, diketahui belakangan, korban memiliki penyakit bawaan.
Terakhir, Kapolres juga meminta bantuan pada orang tua, pendidik, agar kejadian seperti perang sarung tidak terjadi lagi. Di Bulan Ramadhan, kata Kapolres, banyak hal yang lebih baik untuk dikerjakan. (eki)
