KUNINGAN (MASS) – Masa pandemi ini, tentu jadi tantangan bagi hampir semua bidang, apalagi UMKM.
Mungkin hal itulah yang membuat salah satu lembaga kemanusiaan, ACT Kuningan menggelar aksi borong dagangan dan tambah modal pelaku UMKM.
Seperti yang dilakukannya pada Sabtu (21/8/2021) kemarin. ACT Kuningan melakukan aksi borong dagangan ke beberapa pelaku UMKM.
Pihak ACT melalui Diding Kurniadi menceritakan yang jadi sasarannya kemarin adalah pelaku UMKM dengan usia yang terbilang tua.
Salah satunya adalah Abah Juli. Di usianya yang ke-93, kakek asal Desa Lengkong Garawangi itu disambangi ketika sedang berjualan sapu lidi dan sapu tapas, di halaman parkir rumah makan Saung Biru di daerah Winduhaji Kuningan.
“Beliau tinggal di rumah berdua dengan istrinya yang berusia 75 tahun,” ujarnya.
Dulu pada masa penjajahan Belanda beliau ikut berjuang melawan penjajah tapi saat ini tidak mendapat gaji veteran.
Sehari-hari mereka berjualan sapu tapas dan sapu lidi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Usia yang sudah renta, ternyata tak menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang dalam menghidupi keluarganya.
Setelah diborong dan ditambah modalnya, masih cerita Diding, Abah Juli terlihat sangat bersyukur dan mendoakan.
“Terima kasih sudah memberi rejeki sebanyak ini, saya belum pernah dapat hasil dagangan sebanyak ini. Semoga ACT selalu diberikan kemudahan dan rejeki yang berlimpah oleh Allah, Aamiin,” ujarnya meniru Abah Juli.
Selain Abah Juli, pelaku UMKM yang tersentuh lainnya adalah Abah Oyo (76 th) dan Nek Asti (74 th).
Keduanya padangan suami istri asal Ciporang, yang berjualan pisang ditrotoar pinggir jalan Ciharendong-Kuningan.
Diceritakan Diding, pagi-pagi Abah Oyo dan istri pergi ke pasar untuk membeli pisang dan mereka langsung berkeliling menjajakan barang dagangannya disepanjang jalan dari Pasar Baru Kuningan menuju Ciharendong.
Tepatnya ditrotoar pinggir jalan Ciharendong mereka memasarkan pisang sampai menjelang sore.
“Jika dagangannya belum habis terjual Abah Oyo dan istri kembali berjalan kaki dari Ciharendong menuju Ciporang sambil menjajakan dagangannya,” sebutnya.
Di usianya yang sudah senja keduanya tetap semangat mengais rejeki untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Saat tim ACT menghampiri mereka dan memborong dagangannya, cerita Diding, Abah Oyo dan istrinya sangat senang dan bersyukur karena dari pagi belum ada pembeli pisang satu sisirpun.
“Alhamdulilah, ini adalah buah dari kesabaran. Saya belum pernah mendapatkan hasil penjualan sebesar ini. Ini benar-benar rejeki yang tidak disangka-sangka,” ujar Abah sembari keluar air mata. Air mata bahagia dan penuh syukur. (Eki)