KUNINGAN (Mass) – Puluhan massa aksi yang menamakan diri Forum Masyarakat Peduli Kuningan (FMPK) akhirnya kembali lagi ke Gedung DPRD Kuningan. Kali ini, mereka diterima baik Pimpinan DPRD Kabupaten Kuningan lengkap bersama pimpinan Fraksi DPRD beserta anggota dewan lainnya.
Kedatangan mereka, kembali mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Kuningan. Namun berbeda dengan aksi sebelumnya, aksi mereka tidak begitu tegang seperti kejadian tempo hari hingga menyisir setiap ruangan anggota dewan, sampai terjadi insiden antara pendemo dengan salah seorang anggota dewan yang mengakibatkan bagian atas pelipis kanan wakil rakyat itu mengalami lebam cukup besar.
Ketua DPRD Kuningan Rana Suparman SSos didampingi Wakil Ketua DPRD lengkap dengan unsur pimpinan Fraksi DPRD, langsung menemui massa FMPK di ruang paripurna Gedung DPRD setempat Selasa (23/5/2017). Anggota DPRD Kuningan menjelaskan terkait belum bisa ditemuinya para pendemo pada aksi yang dilakuan saat itu.
“Kebetulan saya berangkat pada hari Jumat (19/5) ke luar kota untuk agenda partai yang tidak bisa diganggu-gugat. Saya juga meminta kepada Sekwan, untuk menyampaikan kepada masyakarat yang menyampaikan aspirasi dalam kurun waktu itu, untuk dikonfirmasi kepada yang bersangkutan, sebetulnya ini protap dan sudah kita lakukan, dan ada perintah kepada Pak Sekwan untuk bisa melakukan itu, laporan dari Pak Sekwan katanya sudah ada konfirmasi kepada bapak-bapak semua,” jelasnya.
Terlebih, Rana atas nama lembaga DPRD Kuningan juga menyampaikan rasa kecewa terhadap para pendemo yang dinilai bernuansa arogan ditambah ada kata-kata bernada pelecehan terhadap lembaga, saat menyampaikan aspirasi kala itu. Aksi demonstrasi dilindungi Undang-Undang dan tidak boleh seseorang pun melarangnya, hanya saja harus dilakukan sesuai aturan dan mengedepankan etika.
“Aksi demonstrasi itu dilindungi Undang-Undang dan tidak bisa seseorang melarangnya, asal dilakukan sesuai aturan dan disertai dengan etika. Ini Indonesia, kita bersaudara. Kalau memang kami tidak bisa memenuhi kehendak saudara-saudara, ini mungkin kebodohan kami. Tapi ini lembaga Negara, ini lembaga politik yang harus mencerminkan rakyat sebagai konstituen dari masing-masing partai politik,” tegasnya.
Sementara salah seorang pendemo, Fri Maladi menyampaikan soal rasa kekecewanya karena di hari sebelumnya, dirinya bersama pendemo lainnya tidak bisa menemui seluruh anggota DPRD. Sejumlah rekan Maladi pun menyampaikan hal yang sama kepada pimpinan DPRD, ditambah soal temuan mereka terkait dugaan proyek di dinas-dinas yang direcoki anggota dewan. (andri)