Sudah Dari 2019, Pemuda Lamepayung Lakukan ‘Pilah Sampah’
KUNINGAN (MASS) – Kesadaran akan kepedulian lingkungan memang menjadi faktor utama dalam menyelesaikan persoalan sampah yang tak kunjung usai.
Hal itulah yang terus digalakkan oleh kelompok pemuda di Lingkungan Lamepayung, Kelurahan Kuningan.
Para pemuda RT 8 Kelurahan Kuningan itu, mengadakan gerakan sosial berupa program pilah sampah yang sudah dilakukan sejak 2019 lalu.
Bahkan, belakangan sudah mulai bekerjasama dengan Bank Sampah Kuningan.
Program pilah sampah sendiri digagas oleh Rizki Firmasnsyah, mahasiswa jurusan Manajemen disalah satu universitas di Kuningan.
Gerakannya, diawali dengan sosialisasi rutin kepada warga setempat terkait pemilahan sampah organik, anorganik, dan B3.
“Kalau memang kita mampu untuk membangun negara, walaupun itu hal kecil, misalnya seperti ini, dimulai dari wilayah RT, ya saya mencoba berusaha untuk di titik itu” ucap Rizki kepada kuninganmass.com, Jum’at (9/7/2021) siang.
Dikatakan, sebelum ada pemilahan sampah, warga membuang sampah ke TPA dan seringkali menumpuk.
Ditambah dengan limbah-limbah sayur di pasar terdekat yang juga sampai menutupi trotoar.
Dan sekarang, kegiatan pilah sampah ini dilakukan 3 kali setiap minggunya, bahkan untuk setiap pengangkutan dapat mencapai ratusan kilogram sampah.
“Untuk satu RT, timbangan sampah bisa hampir 400 kg dalam satu kali pengangkutan, belum lagi dalam seminggu itu kita lakukan 3 kali pengangkutan sampah,” jelas Rizki.
Meski ajakan kegiatan pilah sampah masih banyak kendala, namun warga RT 8 malah menyambut baik inisiatif pemuda setempat.
Hal itu ditunjukkan dengan rekomendasi yang diberikan warga terkait iuran pengangkutan sampah sejumlah 15 ribu rupiah tiap bulannya.
“Kendala di wiliayah RT sebenarnya tidak ada, namun ketika kita ingin melebar ke yang lain, masih banyak yang belum siap menerima, padahal ini hanya gerakan sosial biasa, tidak dibayar pun tidak masalah,” katanya lebih lanjut.
Bukan hanya membuat lingkungan menjadi lebih asri, program yang dikelola oleh 11 orang pemuda ini juga telah menambah tersedianya lapangan pekerjaan bagi warga setempat.
Meskipun baru sampai tahap pemilahan, namun sudah ada rencana kedepan untuk memaksimalkan program ini sampai ke tahap bank sampah.
Salah satu programnya adalah pengolahan limbah organik menjadi pupuk, sayangnya hingga kini masih terkendala di fasilitas berupa tempat demonstrasi. (Eki/NTA/IMK-Mgg)