LEBAKWANGI (MASS) – Munculnya kabar DBD di Desa Langseb Kecamatan Lebakwangi, membuat pejabat Dinas Kesehatan Kuningan turun langsung ke lapangan, Senin (31/5/2021). Bersama kepala puskesmas dan aparat desa setempat, mereka mendatangi Dusun Pahing yang dikabarkan banyak warga terjangkit DBD.
“Kami sudah cek ke lapangan ditemani kepala puskesmas dan aparat desa. Jadi, warga yang DBD itu memang ada, tapi cuma 3 orang. Itu juga 2 orang sudah sembuh dan 1 orang lagi masih dirawat,” jelas Iud Sudarman, kasi P2PM Dinas Kesehatan Kuningan.
Untuk kasus meninggalnya Ammar, anak dari Rizki yang masih berusia 2 tahun, ia menegaskan bukan diakibatkan DBD. Sambil memperlihatkan bukti surat keterangan resmi dari RSUD 45, kematian Ammar disebabkan oleh meningitis atau peradangan otak.
“Jadi, kasus DBD di sana hanya 3 orang. Ammar tidak termasuk di dalamnya. Jumlah 3 orang itu belum bisa dikatakan KLB. Biasa aja karena sekarang masuk musim pancaroba, jadi gak kaget kalau ada kasus DBD,” papar Iud.
Untuk fogging (pengasapan), ia mengungkapkan, surat permohonan dari desa baru diterima Senin (31/5/2021) itu. Surat tersebut akan didisposisi ke sekdis atau kadis. “InsyaAllah diusahakan fogging kalau memang ada indikasi harus difogging,” ucapnya.
Iud menegaskan, memang surat permohonannya baru diterima Senin itu. “Kan kasus DBD-nya juga baru-baru ini. Anaknya pa Rizki meninggal tanggal 5 Mei, sementara DBD muncul sekarang sekitar tanggal 25 Mei. Jadi gak ada hubungannya antara DBD yang ada sekarang dengan meninggalnya anak pak Rizki,” kata Iud.
Baca berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/anaknya-meninggal-rizki-berharap-segera-ada-fogging/
Sementara itu, Rizki masih bersikukuh jika trombosit anaknya turun pada saat sebelum ajal menjemput. Kemudian untuk jumlah tetangga yang positif DBD pun bukan 3 orang, melainkan 4 orang. Jika ditambah dengan anaknya maka jadi 5 orang.
“Samping rumah 3, depan rumah 1, anak saya 1. Trombositnya turun,” jelas Rizki saat dikonfirmasi ulang. (deden)