LEBAKWANGI (MASS) – Meninggalnya Amar, anak 2 tahun di Dusun Pahing Desa Langseb Kecamatan Lebakwangi yang diduga terjangkit DBD membuat ayahnya, Rizki, harus tabah. Guna mencegah penularan, ia berharap agar di lingkungannya segera dilakukan fogging (pengasapan).
Sambil menahan kepedihan lantaran ditinggalkan putranya yang masih 2 tahun, Rizki mengutarakan harapannya itu kepada kuninganmass.com, Minggu (30/5/2021). Upayanya untuk melapor ke pihak desa sudah ia lakukan agar penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu tidak menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
“Anak saya meninggal seminggu sebelum lebaran. Gejalanya panas, dan ketika dibawa ke RSUD 45 dinyatakan terkena DBD,” tutur Rizki.
Rupanya, dalam waktu dekat dengan musibah yang menimpa anaknya, terdapat beberapa tetangga yang juga menjalani perawatan di rumah sakit.
“Di lingkungan sini ada beberapa orang yang (diduga, red) DBD. Mereka dirawat di rumah sakit. Beberapa diantaranya sudah pulang. Berati kalau sama anak saya, jumlahnya ada 6 orang,” ungkapnya.
Diakui Rizki, sekarang ini pandemi covid-19 masih menyita perhatian banyak orang termasuk tenaga kesehatan. Namun dirinya mengingatkan agar serangan DBD pun tidak boleh dilupakan.
“DBD sama bahayanya dengan Corona. Jadi saya berharap agar segera ada fogging atau gerakan lainnya yang dapat mencegah penyakit DBD,” harap sang ayah yang masih berduka itu.
Ketika dikonfirmasikan, Kadus Pahing Desa Langseb, Dadang, belum bisa memberikan keyakinan bahwa musibah yang menimpa putra Rizki akibat DBD. Kendati demikian ia yang baru pulang dari rumah sakit setelah menjalani perawatan penyakit lambungnya itu ikut berduka atas musibah yang dialami keluarga Rizki.
“Tapi memang betul kami sudah menerima laporan dari warga dan langsung diteruskan ke puskesmas untuk dilakukan fogging. Tapi katanya ada ketentuannya, dan seminggu yang lalu, kalau tidak salah, sudah ada survey ke sini,” jelas Dadang.
Tidak lama kemudian, Dadang menginformasikan bahwa ajuan fogging sedang diproses oleh pihak Puskesmas Mekarwangi. Ia berharap secepatnya bisa dilaksanakan sebelum ada peristiwa yang tidak diinginkan.
“Barusan saya udah nelpon bu bidan, katanya ajuan fogging sedang diproses. Mudah-mudahan secepatnya. Kemudian mengenai vonis DBD, itu katanya harus ada surat dari Solidaritas DBD bahwa itu benar-benar terkena DBD. Jadi harus ada surat resminya dari dinkes mengenai vonis DBD atau bukan,” terang Dadang. (deden)