KUNINGAN (MASS) – Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Kuningan menyatakan keseriusannya dalam memproses Ketua DPRD Nuzul Rachdy, terkait ucapannya soal diksi ‘limbah’ ketika membahas kluster covid-19 di Ponpes Husnul Khotimah.
Bahkan, Ketua BK dr Toto Taufikurrohman Kosim menyatakan siap megundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua BK, apabila proses Zul tidak berlanjut.
Hal itu diutarakannya saat berhadapan langsung dengan aksi massa di depan Gedung DPRD Kabupaten Kuningan, Jumat (9/10/2020) pagi.
Toto sendiri, melontarkan pernyataan tersebut setelah terus didesak pertanyaan oleh massa, apa yang akan menjadi konsekuensinya, jika kasus di BK, menguap.
“Jika bapak tidak bisa mengabulkan tuntutan kami mahasiswa, apakah bapak siap turun?,” tanya korlap massa aksi dari IMM, Ahmad Irsyad Imanudin dengan disambut sorakan massa.
Pada mulanya, Toto seolah ragu dan memberi jawaban ambigu dan tidak akan berjanji (siap atau tidaknya menerima konsekuensi, red). Namun, Toto disoraki massa dan mengubah suasana.
“Saya mengambil resiko sendiri, tetapi saya akan meletakkan jabatan saya, sebagai anggota DPRD Kabupaten Kuningan, ” tegas politisi PPP itu, yang lalu disambut teriakan dan tepuk tangan massa.
Setelah mendapat jawaban memuaskan, pihak mahasiswa kembali mempertegas tuntutan bahwa keinginan mereka adalah menurunkan Zul, melalui BK yang dipimpin Toto.
“Mudah-mudahan tuntutan ini menjadi cambuk bagi anggota (DPRD) lain, termasuk diri saya sendiri. Mudah-mudahan proses dan hasilnya sesuai dengan apa yang dituntutkan,” ujar Toto.
Aksi massa pun terus berlanjut hingga siang hari. Meski sempat terjadi ‘ricuh’, aksi terus berjalan hingga dilakukan simbolik penyegelan gedung dewan pada siang hari. (eki)