KUNINGAN (MASS)- Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Al-Ihya Kuningan yang berlokasi di Desa Ciherang Kecamatan Kadugede telah menggelar Seminar Gizi dan Kesehatan.
Giat tersebut dilaksanakan pada Kamis (10/9/2020) di Gedung Pertemuan Desa Ciherang. Kegiatan yang dihadiri oleh 46 orang peserta tersebut berlangsung sejak pukul 08.30-12.00 WIB.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut Risna Nurlia, MKM Dosen Unisa sekaligus Sekretaris Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Unisa KuningAN.
Ia menyampaikan stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya.
Selain itu memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
“Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang,” Sebutnya.
Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk.
Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Lebih lanjut Risna menjelaskan bahwa untuk mencegah stunting, konsumsi protein sangat mempengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan.
Anak yang mendapat asupan protein 15 persen dari total asupan kalori yang dibutuhkan terbukti memiliki badan lebih tinggi dibanding anak dengan asupan protein 7,5 persen dari total asupan kalori.
“Namun, jika Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Sementara anak usia 1–3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan,” papar Risna.
Usai seminar, Ketua KKN Unisa yang berlokasi di Desa Ciherang Kholid Rifahmi menyampaikan bahwa kegiatan seminar tersebut merupakan wujud bakti mahasiswa Unisa Kuningan terhadap warga Desa Ciherang.
“Sosialisasi stunting harus terus digelar, agar warga mendapatkan informasi yang utuh, lengkap, dan akurat hingga nantinya bisa mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan terhindar dari penyakit,” ujarnya. (agus)