Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Pandemi Covid-19 VS Pandemi Drakor di Indonesia

KUNINGAN (MASS) – Covid-19 menyisakan banyak perubahan signifikan di kalangan warga Negara Indonesia khususnya. Masa pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan segala aktifitas dari rumah, ternyata berimbas besar bagi penayangan drama korea diantaranya. Selain dari Televisi swasta masyarakatpun antusias mencari dan mendownlod drakor tersebut dari channel yang lain. Hal ini tentu saja menjadikan drakor sebagai sebuah pandemi yang “menyaingi pamor” pandemi covid-19.

Di tengah pandemi yang melanda dunia yang berimbas hampir ke semua tatanan kehidupan masyarakat yang membuat hampir semua sektor industri dan non industri seolah “tiarap” menghadapi pandemi ini. Kita dibuat seolah harus berdamai dengan pandemi dengan memulai kehidupan normal baru. Di dunia pendidikan harus menerapkan sistem pendidikan jarak jauh dengan berbagai kendala dan permasalahan dalam pelaksanaannya. Di sektor industri banyak yang mengalami kerugian dan juga tidak sedikit yang merumahkan para pegawainya dan ini juga menimbulkan permasalahan baru.

Hiruk pikuk kehebohan yang ditimbulkan oleh pandemi ini diprediksi masih akan berlangsung sampai bulan Desember nanti, dan ini juga memaksa kita untuk mengurangi berbagai aktifitas di luar rumah yang bisa meningkatkan resiko kita tertular oleh virus. Ini juga menjadi dilema karena aktifitas kita banyak di rumah maka bisa menimbulkan kejenuhan bahkan lebih parah bisa menjurus ke stres.

Berbagai cara dilakukan untuk mencari hiburan yang murah dan gampang diakses di rumah. Salah satunya adalah dengan mencari tontonan di televisi ataupun di Internet dengan streaming film .Salah satunya adalah yang sekarang sedang booming adalah serbuan drama dari negeri gingseng korea atau lebih dikenal dengan singkatan Drakor.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Annyeong Haseyo, saranghaeyo, daebak mungkin kata kata tersebut sudah tidak asing lagi bagi pencinta drakor. Banyak alasan kenapa drakor ini seperti “pandemi” yang tidak dijauhi tapi justru sangat gampang sekali diterima oleh masyarakat Indonesia. Diantaranya karena drakor ini ceritanya sangat menarik dan beragam, disamping dari pemainnya yang juga menjadi daya tarik dari drakor itu sendiri ceritanya juga tidak terlalu panjang. Bandingkan dengan sinetron di Indonesia yang bisa mencapai ratusan bahkan ribuan episode.

Drama korea seolah menjadi oase hiburan di tengah pandemi yang mengharuskan kita untuk lebih banyak diam di rumah, dari mulai anak sekolah sampai ibu rumah tangga sekarang seperti sudah tertular “pandemi” drakor ini .

Tapi tetap ada kekhawatiran dari “pandemi” drakor ini khususnya bagi anak sekolah, apalagi bila drakor tersebut hasil mendownload dari situs di Internet yang tentu saja tidak melalui hasil sensor terlebih dulu, ditakutkan ada konten-konten negative yang bisa mereka lihat seperti yang menjurus ke pornografi atau kekerasan yang mungkin bisa saja ditiru oleh mereka dan dianggap biasa oleh yang melihatnya.

Oleh karena itu perlu adanya peran serta dari orangtua untuk mengawasi anak-anak mereka dari konten-konten yang negative. Jangan sampai niat untuk mencari hiburan malah berujung terdegradasinya moral anak-anak kita. Mari kita jaga dan bimbing anak-anak kita di masa pandemi COVID19 ini dari hal-hal negative jangan sampai kita juga terserang oleh pandemi yang dapat merusak moralitas anak-anak kita.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Penulis: Adin Fadilah & Eva Saufana (Guru SMAN Subang)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Headline

KUNINGAN (MASS) – Bukan hanya dalam pelaksanaan mutasi dadakan dan terbatas, pada proses pengusulan calon Pj Bupati pun dinilai terkandung Drakor (Drama Korea). Penilaian...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Saat kita melarang sesuatu justru larangan tersebut seperti tidak diindahkan. Larangan seolah jadi ajakan untuk melakukannya. Kata Jangan seolah bersifat kontradiksi...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Hanya coretan setitik, tentu saja belum bisa mengobati rasa haus pemburu literasi. Pembahasan tentang multikulturalisme, penerapan juga dampak yang ditawarkannya masih...

Advertisement