WAHAI CORONA…
ENGKAULAH VIRUS SEJATI !!! ….
SAAT INI…. ENGKAULAH PENASIHAT YANG PALING DITAATI….
ENGKAU INGATKAN MANUSIA SEDUNIA TANPA KECUALI…
ENGKAU BUKA DI HADAPAN MEREKA PINTU PINTU MATI…
ENGKAU KUNJUNGI TERLEBIH DAHULU… CINA, IRAN DAN ITALI…
RIBUAN NYAWA TELAH ENGKAU ANTARKAN MENUJU SANG MAHA PENCIPTA LANGIT DAN BUMI…
SUNGGUH… ITU SEMUA KAU LAKUKAN ATAS PERINTAH YANG MAHA TINGGI…
ADA APA DI BALIK PENETAPAN TIGA NEGARA DIJADIKAN PUSAT PERHATIAN ?
APAKAH KARENA
– APA MUNGKIN KARENA DI CHINA TERDAPAT PUSAT KEKUATAN ANTI TUHAN ?
– APA MUNGKIN KARENA DI ITALIA TERDAPAT PUSAT PENYEBAR KEMUSYRIKAN ?…
– APA MUNGKIN KARENA DI IRAN ADA AJARAN ANTI SUNAH YANG BERSEMBUNYI DI BALIK KATA IMAN ?
– DAN PENYEBARAN DOKTRIN KAWIN MUT’AH YANG MENGHINA PEREMPUAN?…
MENGAPA ……….
SEMUA TOKOH DUNIA KINI LUMPUH TAK BERDAYA ?…
APAKAH …… KARENA ADA MAKHLUK KECIL YANG PERKASA ?
SUNGGUH …SEMUA KEKUATAN MILITER TELAH KEHILANGAN SENJATA…
MENGAPA …. SEMUA ILMUWAN, PEMIKIR, FILOSUF BERTEKUK LUTUT TANPA KATA?
MENGAPA KAUM LIBERAL YANG PANDAI BERDEBAT MALAH TUTUP MATA
APAKAH MEREKA SUDAH KEHILANGAN OTAK DAN LOGIKA?
WAHAI VIRUS KORONA !!!!
TIADA YANG ENGKAU LAKUKAN TERHADAP MANUSIA,
SELAIN KARENA ENGKAU TUNDUK DAN PATUH PADA YANG MAHA KUASA
TERIMA KASIH …TELAH ENGKAU INGATKAN KAMI YANG SERING LUPA…
KARENA TERGIUR DENGAN DAYA TARIK KENIKMATAN DUNIA
KINI KAMI SADAR BAHWA DUNIA TAK LAMA LAGI AKAN SIRNA…
MAHASUCI ENGKAU YA ALLAH… YA RABBANA
TIDAKLAH ENGKAU CIPTAKAN VIRUS CORONA DENGAN SIA-SIA…
MAKA BERIKANLAH HIDAYAHMU KEPADA PARA PENYEMBAH DUNIA
DAN …..
JAUHKANLAH KAMI DARI MURKAMU …MESKI MASIH BERSELIMUT NODA DAN DOSA
YA ALLAH YA ROBBANA……
JANGANLAH ENGKAU WAFATKAN KAMI KECUALI ….SELAMATKAN KAMI DARI SIKSA NERAKA.
JANGANLAH ENGKAU WAFATKAN KAMI KECUALI ….TUK ENGKAU ISTIRAHATKAN KAMI DALAM SURGA….
AAMIIN YAA RAHMAANI YAA RAHIIMI
YAA ALLAH YA ILAHI ROBBI………
JAGALAH MAHLUQ YG NAMANYA MANUSIA DI IINDONESIA UTK TETAP BERSATU DAN TAWAQALTU ALLALLAH SEHINGGA TDK TERJADI MAHLUQ MANUSIA ITU MENJADI BERANTAKAN PRO DAN KONTRA HANYA AKI8AT MAHLUQ BERNAMA CORONA
Saya merespons butir butir pemikiran Yudi Latif, pakar aliansi kebangsaan mengungkapkan bahwa, Pada Oktober Th. 1347, dua belas kapal dagang Genoa berlabuh di pelabuhan Messina, Sisilia, setelah menempuh pelayaran panjang mengarungi Laut Hitam. Banyak pelaut di kapal itu meninggal dengan sekujur tubuh ditaburi gelembung hitam; membuat wabah penyakit itu disebut “Maut Hitam” (Black Death). Otoritas Sisilia terlambat mencegah kapal itu berlabuh. Akibatnya, selama lima tahun kemudian, benua Eropa dilanda pandemik penyakit pes, yang melenyapkan sekitar satu pertiga penduduknya.
Kehilangan banyak penduduk, pemukiman dan lahan pertanian yang semula sesak menjadi lebih longgar. Penduduk desa bisa menguasai tanah lebih luas. Ketersediaan lahan garapan bersamaan dengan kelangkaan tenaga kerja membuat rakyat tak mau lagi tunduk pada sistem perbudakan feodalisme, yang secara perlahan ambruk. Untuk mengolah lahan baru, para petani mulai mengajukan pinjaman uang, bukan untuk riba-konsumtif melainkan usaha produktif. Dengan itu, otoritas gereja mulai toleran terhadap bunga pinjaman (usury).
Semua itu menumbuhkan kemakmuran bagi Eropa, yang sebagian diinvestasikan bagi inovasi teknologi. Era pasca “Maut Hitam” ditandai oleh kemajuan besar dalam perkembangan teknologi. Francis Bacon menandai hal itu dengan kehadiran mesiu, mesin cetak dan kompas. Perkembangan tersebut membuka jalan bagi ekspansi pasar yang meratakan jalan bagi kelahiran negara bangsa dan revolusi industri.
Alhasil, selalu ada sisi terang dari gelap.
Kata “krisis” sendiri berasal dari bahasa Yunani, “kisis” (kata benda) atau “krino” (kata kerja), yang berarti “menarik batas” atau “titik balik”. Dalam bahasa Mandarin, padanannya adalah “wei-ji”. “Wei” artinya “bahaya”, sedangkan “ji” artinya “peluang”. Dalam momen gelap bahaya katastrofi, selalu ada cerah peluang untuk menarik garis batas antara kejahiliyahan dan keberadaban; sebagai titik balik untuk menyehatkan dan memajukan kehidupan. (Yudi Latif, kompas 19/3).
Kebenaran dan kesejatian itu memang seringkali seperti bintang yang tak bisa dilihat kecuali di gelap malam. Dalam terang kehidupan normal, manusia sulit mengenali kebenaran hakiki. Kesejatian tersamar ornamen pernak-pernik penampilan. Saat zaman kelam datang, barulah kita kenali mana yang benar sejati, mana yang palsu manipulasi. Bila kita kurang yakin watak asli seseorang atau suatu bangsa, tunggulah hingga gelap menyergap: di sana bisa kita kenali watak sesungguhnya.
Demikianlah, di balik ancaman kematian dan kepanikan global akibat pandemik korona, bisa kita kenali sisi gelap dan sisi terang dari kehidupan kita. Saat korona menyergap, warga China merapatkan barisan dengan saling menyemangati, “Wuhan, kamu pasti bisa!”. Artis-artis Korea Selatan rela menyumbangkan sebagian kekayaannya. Warga Italia serempak mengibarkan bendera dari jendela rumahnya. Para konglomerat Amerika Serikat pun tak ketinggalan mendonasikan banyak dolar untuk membiayai riset vaksin korona.
Saya dari kota KUDA KUNINGAN BERTANYA Bagaimana di indonesia?
Kepada Mahluq yg namanya Manusia ingatlah bahwa :
1. Hiduplah sekehendakmu…..
Tapi ingatlah Engkau akan mati…
2.Cintailah apa yang Engkau miliki….
Tapi ingatlah semua yang Engkau miliki….
Akan engkau tinggalkan…..Dan tidak sebatang jarumpun Engkau bawa ke lubang Qubur….
3.Berbuatlah sekehendak hatimu atau atas bisikan orang orang disekelilingmu….
Tapi ingatlah…..
Bahwa Engkau akan bertanggung jawab atas semua perbuatanmu !
4.Fahamilah ketika Engkau lahir….. Engkau Menangis… Pertanda Engkau hidup…. Sementara orang orang disekelilingmu Tersenyum atas kelahiranmu……..
Dan Fahamilah ketika Engkau Mati….. Orang orang disekelilingmu Menangis atas kematianmu…..
Dan Engkau mestinya nampak wajah berseri semacam senyum simpul tanda hidup tak penuh dosa dalam menghadapi Kematianmu………”.
5.Yaa ayyuhannafsul mutma’innah….
Irji’i ilarobbiqi rodhiatammardiyyah…
Fadhulii fii ibaadi wadhuli jannati……. “.
Hadanallahu Waiyyakum Ajma’in
Awang Dadang Hermawan : Pemerhati Intelijen, sosial politik dan SARA : 19530430TITIK